Penyakit ‘Ain, mungkin Anda baru mendengar istilah ini. Seperti halnya saya, jujur saja baru kemarin malam selepas sholat Isya’ saya mendengar istilah penyakit ini dari imam sholat Isya di Masjid Ibnu Khaldun, Batu yang memberikan kultum ba’da sholat berjama’ah. Subhanallah, ternyata penyakit yang oleh orang Jawa disebut dengan sawan ini ternyata sudah ada sejak jaman Rasulullah SAW dulu. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan oleh metode pengobatan kedokteran modern sekalipun.
Mau tahu apa itu penyakit ‘ain? Simak terus postingan berikut ini…
Apa itu penyakit ‘ain?
Kadang orang tua merasa panik dan merasa aneh ketika tiba-tiba permata hatinya menangis terus sepanjang hari tanpa ada sebab yang pasti, sakit….tidak juga, digigit serangga pun tidak. Lalu…?
Penyakit yang diderita anak-anak tidak semuanya bisa dideteksi dengan ilmu kedokteran. Ada juga sebab syar’i yaitu penyakit ‘ain. Sebagaimana pernah terjadi di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pernah melihat anak perempuan di rumah Ummu Salamah istri beliau. Di wajah anak itu ada warna kehitaman. Beliau kemudian berkata kepada Ummu Salamah,
“Ruqyahlah dia, karena dia terkena ‘ain.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Di hadits yang lain juga diceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruh anak-anak pamannya untuk diruqyah karena badannya kurus-kurus seperti anak yang kekurangan.
Penyakit ‘ain atau pandangan mata adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang dianggap menakjubkan disertai dengan rasa dengki, sehingga mengakibatkan bahaya terhadap yang dipandangnya. ‘Ain juga dapat terjadi dari pandangan yang penuh kekaguman tanpa disertai rasa dengki, bahkan bisa terjadi dari orang yang shalih. Sebagaiman pernah terjadi pada sahabat Nabi, Sahl bin Hunaif yang terkena ‘ain dari sahabat yang lain, yaitu Amir bin Rabiah.
Penyakit ‘ain itu benar-benar ada dan bukan khurafat yang dihubung-hubungkan dengan pujian. Sebagaiman anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa pujian kepada seorang anak akan menyebabkab sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“’Ain itu benar adanya. Seandainay ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, tentu akan didahului oleh ‘ain.” (Riwayat Muslim)
Jadi bukan pujian yang menyebabkan dampak buruk bagi anak yang dipujinya, melainkan bermula dari pandangan mata sang pemujinya, baik pujian itu karena ada rasa iri atau karena benar-benar ada kekaguman.
Tindakan Preventif Terhadap Penyakit ‘Ain
Para orang tua hendaknya berusaha melindungi buah hatinya agar terhindar dari penyakit ‘ain, dengan cara:
1. Melindungi diri dan anaknya dengan membaca ruqyah-ruqyah yang diajarkan dalam Islam dan membaca doa,
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan, binatang berbisa, dan dari setiap mata yang jahat.” (Riwayat Bukhari)
2. Juga membaca doa yang digunakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melindungi Hasan dan Husain,
“Aku berlindung kepada Allah untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala setan, binatang yang berbisa, dan pandangan mata yang jahat.” (Riwayat Bukhari)
3. Siapapun orangnya jika melihat sesuatu yang baik ada pada dirinya, anaknya, hartanya atau yang lainnya yang menakjubkan dirinya, hendaklah membaca doa,
“ Masya Allah (atas kehendak Allah), tidak ada kekuatan melainkan hanya dengan (pertolongan) Allah. Ya Allah, berikan berkah padanya.”
4. Sebaiknya orang tua tidak mengungkapkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki anaknya, karena hal itu dikhawatirkan akan menimbulkan iri pada orang lain.
Apabila Terkena ‘Ain
Saat anak kita mengalami sakit dan ternyata sakitnya karena ‘ain, maka:
Jika pelakunya diketahui, maka orang tersebut diperintahkan untuk berwudhu. Bekas wudhu orang tersebut digunakan untuk memandikan anak yang terkena ‘ain.
Tapi jika tidak diketahui perbanyak membaca surat Al-Ikhlas, muawwidzatain (An-Nas dan Al-Falaq), Al-Fatihah, ayat Kursi, 2 ayat terakhir surat Al-Baqarah, dan mendoakan dengan doa-doa yang disyariatkan. Membaca pada air disertai tiupan, kemudian diminumkan pada anak yang sakit dan sisanya disiramkan ke tubuhya, atau dibacakan pada minyak dan minyaknya dioleskan ke tubuhnya. Lebih baik lagi jika bacaan itu dibacakan pada air zam-zam.
Orang tua mana yang tidak ingin anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan selamat. Oleh karenanya perlu bagi orang tua untuk senantiasa memperhatikan kondisi jasmani maupun psikolagi anaknya, baik ditinjau dari sisi kedokteran secara umum atau secara syar’i. Wallahu a’lam bishowab…
0 komentar:
Posting Komentar