Penguasa Mesir firaun Ramses III kemungkinan dibunuh dalam upaya kudeta kekerasan pada 3.000 tahun lalu, menurut sebuah laporan jurnal British Medical Journal (BMJ).
Para ilmuwan mengatakan bahwa Ramses III, yang telah digambarkan sebagai "firaun besar terakhir," tenggorokannya dipotong akibat kudeta yang dipimpin oleh salah seorang istri dan anaknya Pangeran Pentawere.
Namun, tidak jelas apakah upaya kudeta itu sebenarnya sukses. Ramses III diyakini telah memerintah antara 1186-1155 SM selama periode Kerajaan Baru Mesir.
Pemerintahannya digerogoti oleh gejolak internal dan ekonomi, yang pertama kali tercatat dalam sejarah pemogokan buruh yang dikenal terjadi di tahun 29-an.
Kematiannya telah lama menjadi subyek kontroversi. Para ilmuwan sekarang mengatakan bahwa mereka mengevaluasi CT scan Ramses III, menunjukkan "luka menganga dan mendalam di tenggorokan mumi" ini kemungkinan disebabkan oleh pisau "dan yang bisa menyebabkan kematian langsung," menurut siaran pers BMJ.
Mereka juga menemukan sebuah jimat Horus dalam luka, yang kemungkinan dimasukkan oleh pembalsem untuk mempromosikan penyembuhan luka itu, jelas rilis tersebut.
Mereka juga melihat mumi dari seorang pria tak dikenal, yang lehernya tampak dicekik atau mengalami trauma kekerasan lainnya. Ia ditutupi oleh "ritual murni" kulit kambing, yang menunjukkan bahwa ia kemungkinan telah dihukum.
Para penulis laporan berpikir mumi ini adalah Pangeran Pentawere, yang mengambil bagian dalam konspirasi kudeta. Dua mumi berbagi garis keturunan orangtua yang sama, para peneliti mengatakan, mengutip bukti DNA, "memberi kesan bahwa mereka adalah ayah dan anak." (EpochTimes/sua)
Like This..?? Share This Article.......
0 komentar:
Posting Komentar