Manusia kerdil yang berwujud seperti 'Hobbit' kemungkinan pernah hidup di Pulau Flores, Indonesia. Demikian menurut penelitian terbaru. Benarkah?
Hobbit banyak diceritakan sebagai makhluk fiktif dalam cerita Lord of The Ring. Bangsa Hobbit digambarkan bertubuh pendek dan tingginya hanya separuh dari manusia biasa. Mereka cenderung memiliki telinga berujung runcing, seperti Elf atau Kurcaci.
"Makhluk kecil itu berukuran tinggi 3 kaki dan 6 inci atau sekitar 100cm, sangat mirip seperti penggambaran Hobbit. Orang-orang dengan fisik kecil dari Flores tersebut bukanlah manusia modern yang berpenyakit," ujar Caley Orr, peneliti dari departemen anatomi Midwestern University, AS, kepada DiscoveryNews.
Para peneliti menemukan fosil tulang-tulang baru yang dikaitkan dengan fenomena tentang Hobbit (Homo Floriensis). Bersama dengan temuan baru lainnya akan membantu untuk mengungkapkan seperti apakah fisik dari mahluk ini, bagaimana mereka berperilaku dan juga asal-usul mereka.
Temuan terbaru tersebut seperti yang dijelaskan dalam Journal of Human Evolution adalah tulang pergelangan tangan yang ditemukan pada pengggalian di Pulau Flores, Indonesia.
Dari penggalian itu ditemukan bahwa tulang-tulang tersebut sangat identik seperti ciri-ciri fisik dari Hobbit. Para peneliti itu membantah klaim bahwa Hobbit tidak pernah ada.
Orr mengatakan bahwa mereka mirip dengan manusia dalam banyak hal. Misalnya mereka berjalan dua kaki, memiliki gigi kecil dan tinggal seperti manusia gua pada zaman dahulu. Alat-alat batu dan bukti penggunaan api yang ditemukan di dalam gua juga menegaskan hal itu.
Namun ia juga menunjukkan perbedaan antara Hobbit dan manusia. Hobbit memiliki lengan lebih panjang daripada kaki mereka, seperti struktur tubuh seekor kera.
Menurut Orr, mereka tidak mempunyai tulang dagu, jadi wajah mereka lebih berbentuk oval. Dahi mereka miring. Ukuran otaknya kecil, sehingga menempatkan tingkat IQ kecerdasan mereka seperti Simpanse.
Orr mengatakan mungkin saja Hobbit adalah populasi Homo Erectus yang terdampar di pulau Indonesia lalu menjadi kerdil dari waktu ke waktu. Ia juga mengatakan bahwa kadang-kadang fenomena tersebut terjadi pada hewan yang beradaptasi dengan lingkungan pada pulau yang lebih kecil.
Masalahnya adalah Homo Erectus lebih modern daripada Hobbit, sehingga para peneliti masih mencari lebih banyak petunjuk.
“Fosil tersebut setidaknya memberikan bukti lebih jelas bahwa Hobbit atau Homo Floresiensis adalah bukanlah manusia modern yang terkena penyakit,” ujar Tracy Kivell, seorang ahli anatomi tubuh dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology.
"Sebaliknya itu jelas adalah makhluk yang unik dan sangat menarik," pungkasnya.
LIKE THIS..?? SHARE THIS ARTICLE..........
0 komentar:
Posting Komentar