Para peneliti mengungkapkan keterkaitan antara petir dan serangan sakit kepala. Temuan ini diharapkan bisa membantu penderita sakit kepala kronis dalam upaya antisipasi munculnya rasa sakit dan lebih cepat mencegahnya.
Penelitian ini dilakukan oleh Geoffrey Martin, mahasiswa medis Universitas Cincinnati dan Vincent Martin, profesor kedokteran internal universitas tadi. Keduanya meminta 100 penderita sakit kepala yang tinggal di Ohio dan Missouri, Amerika Serikat, merekam aktivitas sakit kepala mereka dalam jurnal harian selama tiga sampai 6 bulan. Sebanyak 99 responden adalah perempuan. Rata-rata responden berusia 44 tahun.
Hasil penelitian mereka, pada hari penuh dengan petir, penderita sakit kepala kronis mengalami peningkatan risiko sakit kepala sebesar 31 persen, dan migrain sebesar 28 persen. "Ada sejumlah cara di mana petir dapat memicu sakit kepala," kata Vincent Martin.
Vincent Martin menyimpulkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan petir bisa memicu sakit kepala. Petir menghasilkan peningkatan polutan udara seperti ozon dan dapat menyebabkan pelepasan spora jamur yang mungkin bisa menyebabkan migrain.
Arus petir bermuatan negatif juga dikaitkan dengan potensi sakit kepala. "Studi ini memberi wawasan hubungan antara sakit kepala, migrain, petir dan faktor meteorologi lainnya," kata Geoffrey Martin. Namun mekanisme yang tepat antara petir dan faktor terkait meteorologi yang dapat memicu sakit kepala belum diketahui secara pasti.
Pada akhirnya, para peneliti tadi menganggap pengaruh cuaca pada sakit kepala sangat kompleks. Studi masa depan diperlukan agar lebih tepat mengetahui peran petir dan badai pada sakit kepala. Para peneliti ini menerbitkan laporan studi mereka pada jurnal Cephalalgia.
LIKE THIS..?? SHARE THIS ARTICLE..........
0 komentar:
Posting Komentar