Siang itu Dewi Persik harus menghadiri sidang perselisihannya dengan mantan manajer kepercayaannya Asep Komarudin. Sidang itu sendiri memakan waktu pikiran dan juga perasaan Dewi yang memang sering sekali mendapat masalah dalam kehidupannya. Sidang siang hari itu selesai sekitar 2 jam dan membuat Dewi merasa kelelahan, baik badan dan juga otaknya, bagaimana tidak Asep yang dituntut Dewi 300juta berbalik menuntut Dewi 3 triliyun atas dakwaan pencemaran nama baik. Saat perjalanan pulang pikiran Dewi bercampur aduk dan ia sekarang merasa seperti sendiri tanpa orang yang ia cintai mendukungnya.
Kalau dulu ketika ia merasa capek ada Saipul Jamil yang selalu menghilangkan rasa jenuh Dewi yaitu dengan memuaskan Dewi melalui salah satu hobinya yaitu bercinta. Dewi selalu meminta Saipul melayani nafsunya yang cukup besar sampai dia benar-benar merasa puas.
Tanpa disadari Dewi melamunkan semua kenangan selama ia di sisi Saipul, mulai dari permainan oral sex Saipul sampai dengan genjotan-genjotan Saipul yang cukup hebat. Sayang ketidakcocokan dalam rumah tangga menyebabkan cerai menjadi pilihan terakhir, belum lagi ditambah orientasi seks Saipul yang ternyata juga menyukai sesama jenis alias biseks. Saipul dikabarkan sering mengunjungi kost khusus pria tempat tinggal seorang pria yang digosipkan sebagai pacar gay-nya dan bermalam di sana.
Berbagai masalah datang bertubi-tubi pasca perceraiannya dengan Saipul, mulai dari pelecehan seks oleh seorang fans yang memegang payudaranya, gosip-gosip miring mengenai dirinya, protes-protes dari kalangan yang merasa terusik dengan aksi panggungnya, hingga yang sekarang ini masalah dengan mantan manajernya itu. Lamunan panjang Dewi siang itu terpecahkan oleh suara sopir pribadinya yaitu Pak Abdul yang sudah dipercaya Dewi menjadi sopir pribadi Dewi selama kurang lebih 2 tahun. "mau kemana lagi non ?" tanya Pak Abdul,, "bawa saya jalan-jalan keliling Jakarta Pak saya suntuk di rumah terus lagi banyak pikiran " kata Dewi.
"Siap non" Pak Abdul menyanggupi dan langsung tancap gas.
Mobil pun dibawa Pak Abdul melaju perlahan mengelilingi kota Jakarta. Selama 1 jam melaju pikiran Dewi selalu menerawang bayangan-bayangan imajinasi jorok karena memang ia merasa cukup lama tidak merasakan sentuhan laki-laki. Setelah ia bercerai ia selalu masturbasi untuk memuaskan nafsunya. Imajinasi Dewi kembali terganggu dan terpecahkan oleh suara sopir pribadinya.
"Lagi ngelamun apa Non?" tanya Pak Abdul. "kalo Non butuh tempat cerita saya siap kok barangkali saya bisa sedikit meringankan beban Non Dewi " sambungnya
"terima kasih Pak saya memang butuh tempat bersandar"jawab Dewi "sepertinya semua orang menjauhi dan membenci saya Pak "
"Ah itu kan hanya perasaan Non Dewi..siapa sih Non yang mau jauh-jauh dari perempuan secantik dan sesexy non Dewi" kata Pak Abdul "bahkan kalo saya jadi artis dan ganteng saya pasti ndeketin non Dewi" sambungnya.
"ah Pak Abdul bisa saja, saya merasa butuh pendamping lagi Pak,,saya sudah capek sendiri terus.."jawab Dewi
"saya kan masih muda Pak jadi ya Pak Abdul kan tau gelora anak muda gimana,,ups maaf ya Pak kalo saya agak menjurus"timpal Dewi sambil tersenyum malu karena ia sadar bahwa yang diajaknya ngobrol adalah sopirnya bukan pacar atau suAminya.
"Gak apa-apa non terusin aja, gini-gini juga kan saya lebih berpengalaman dari non Dewi, barangkali saya bisa sedikit membantu, anggap saja sya seperti orang tua non sendiri, saya pasti akan jaga rahasia non Dewi"sahut Pak Abdul yang membaca bahwa ada kesempatan emas untuk bisa menelusuri lebih dalam majikannya yang cantik tersebut .
Dewi pun mengiyakan untuk terus mengeluarkan uneg-unegnya kepada lelaki yang memang usianya seperi orang tuanya itu sendiri dan Dewi tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun meneruskan ceritanya.
"bener ya Pak bisa jaga rahasia? ok deh sebenarnya saya ini sangat merindukan sentuhan laki-laki Pak karena memang sebenarnya nafsu seks saya itu besar, tapi saya belum siap untuk menikah lagi Pak karena saya masih mencintai Bang Ipul"
"lantas selama ini gimana cara non melampiaskan ..maaf nafsu non Dewi?" tanya Pak Abdul semakin berani
"ya saya masturbasi Pak..tapi itu semua gak bisa memuaskan saya Pak..bahkan sepertinya saya sudah lupa bentuk titit he..he.he.." sahut Dewi sambil bercanda, nampak ia tersenyum malu-malu mengeluarkan pengakuan tersebut.
Pak Abdul dan Dewi sama-sama diam sejenak terbawa lamunannya masing-masing dan yang pastinya sama-sama melamun jorok. Tanpa disangka ternyata Pak Abdul membayangkan bisa merasakan majikannya sampai tanpa sadar penisnya mulai membesar dan ngaceng. Perubahan penis Pak Abdul ternyata tak luput dari pandangan Dewi yang memang sedari tadi juga membayangkan permainan sex orang yang sudah berpengalaman seperti Pak Abdul.
" ya ampuuuun Pak Abdul mbayangin apa kok ampe berdiri tegak gitu" tanya Dewi
"ups maaf non saya jadi malu..saya tadi lupa gak pake sempak..trus saya membayangkan...ehm..."
"Mbayangin apa?"desak Dewi
"tapi non janji ya gak akan marah...?"jawab Pak Abdul
"iya saya janji gak akan marah.."timpal Dewi
"Sebenarnya saya mbayangin bisa bercinta dengan non Dewi...tapi itu semua jelas gak mungkin kan Non jangan marah ya..."
"Ah nggak kok...lagian wajar dong kalo laki-laki pengen ama cewek...tapi emangnya Pak Abdul masih kuat bercinta..?jangan-jangan ejakulasi dini lagi he..he..hee.."kata Dewi sambil bercanda.
Pak Abdul dengan cepat membaca kesempatan yang muncul di depannya..
"Saya masih kuat bercinta 30 menit tanpa berhenti lo Non...gak percaya?"tanya Pak Abdul
"Bisa buktiin gak'" tanya Dewi yang sudah mulai tidak sadar bahwa yang ia ajak bicara adalah sopirnya yang sudah berusia 50 tahun karena ia sudah terpengaruh oleh birahinya yang sudah naik gara-gara melamunkan bercinta..
"liat aja ini Non..." jawab Pak Abdul sambil mengeluarkan penisnya yang sudah tegak berdiri tanpa canggung pada majikannya lagi.
"Wow...besar amat Pak...itu asli kan ...?" tanya Dewi kagum melihat penis Pak Abdul yang ukuranya kira-kira 17cm dengan diameter yang juga tebal dan dengan urat-urat yang menjolor kekar.
'Coba aja non pegang kira-kira asli gak?"jawab Pak Abdul
"Boleh ni saya pegang...?"
"Silahkan tuan putri rudalku ini milikmu sekarang"jawab Pak Abdul
Tanpa rasa canggung dan malu Dewi pun memegang dan mengocok perlahan penis sopir pribadinya. Nafsunya sudah menguasai dirinya, ia lupa bahwa ia adalah artis kelas atas dan penis yang ia pegang sekarang adalah milik sopir pribadinya yang berbeda kasta dengannya
"ugghhh..."Pak Abdul melenguh panjang ketika Dewi Persik memainkan penisnya.
"non kita cari tempat sepi dulu ya takut di lihat orang"sela Pak Abdul
Dewi Persik mengangguk tanpa menjawab. Pak Abdul menghentikan mobil di tempat sepi yang memang ia sudah hapal karena sering membawa lonte langganannya ke tempat ini.
"Silahkan dilanjut tuan puteri" Pak Abdul memberi kode kepada Dewi
"Puaskanlah aku Pak aku milikmu sekarang" jawab Dewi Persik dengan suara serak-serak basah khas miliknya.
Tanpa pikir panjang Pak Abdul langsung melucuti celananya sendiri sehingga terpampang penis besarnya. Dengan otomatis Dewi langsung meraih penis tersebut dan dia berkata "Are you ready to feel heaven Pak Abdul...?. Tanpa menunggu jawaban Dewi langsung memasukan penis super itu ke mulutnya.
"Aghhh...sedot sayang ya...enh.ak..baget..." Pak Abdul merasa kelonjotan menikmati sepongan Dewi yang top abis.
Tangan Pak Abdul tak tinggal diam dia mulai meraba-raba payudara majikannya tersebut dan mulai melucuti pakaian Dewi satu persatu. Dengan tangan gemetaran Pak Abdul membuka pakaian Dewi sekaligus bh nya. Ia terkagum-kagum melihat payudara Dewi yang sintal dan padat tersebut..
"Sekarang giliran saya tuan puteri" Pak Abdul melepas sepongan Dewi dan mendorong majikannya tersebut hingga terlentang.
Dengan rakus Pak Abdul melumat payudara Dewi hingga membuatnya semakin terangsang dan kelonjotan.
"aghhh... Pak Abdul trus sayang..."Dewi melenguh
Tangan pria itu tak hanya tinggal diam, sambil melumat payudara Dewi tangannya bergerilya di balik rok penyanyi dangdut itu. Lalu ia melepaskan mulutnya dari payudara Dewi dan melucuti rok mini dan juga sekaligus celana dalam pink Dewi
.
"Ohhh...memekmu bagus dan dan masih rapih sayang" Pak Abdul terkagum-kagum melihat vagina Dewi yang ditumbuhi bulu-bulu yang cukup lebat tapi rapih.
Tanpa pikir panjang Pak Abdul langsung melumat vagina Dewi tanpa rasa jijik dan serangannya membuat wanita itu semakin kelonjotan dengan dengan permainan sopirnya tersebut.
"ohhh...trushhh...sayanggg...e nakh...ohhhh..." Dewi melenguh dengan suara khasnya. Pak Abdul yang memang berpengalaman dalam urusan bercinta memainkan lidahnya dengan jitu di klitoris Dewi Persik, sedangkan jari tengahnya menerobos lubang vagina Dewi. Aroma khas vagina segera masuk ke hidung Pak Abdul yang justru membuat dia semakin bernafsu memainkan lidahnya. Sekitar 5 menit permainan lidah Pak Abdul membuat Dewi akhirnya mencapai orgasme pertamanya.
"Agh..agh.. aku keluar Pak aghhh...." lenguh Dewi panjang meresapi kenikmatan yang melanda tubuhnya.
"Masukin aja Pak saya udah gak tahan lagi "pinta Dewi Persik
"Iya sayang kamu sekarang nungging ya.."
Dewi pun menuruti Pak Abdul dan ia mengambil posisi nungging. Tampaklah disitu lubang anus Dewi yang ternyata berwarna kemerahan. Lalu Pak Abdul tanpa rasa jijik langsung menjilatinya. Setelah puas menjilati anus Dewi, Pak Abdul langsung mengarahkan rudal miliknya ke vagina majikannya itu.
"Pelan-pelan ya sayang....."pinta Dewi tanpa malu-malu memanggil sopirnya dengan 'sayang'
"Iya sayang..."jawab Pak Abdul cengengesan
"ughhh.......gila kontol Bapak dahsyat baget.." Dewi merasakan penis Pak Abdul memenuhi vaginanya.
"memekmu juga nikmat baget..."
Perlahan Pak Abdul mulai menggenjot memek Dewi Persik yang mulai becek dengan posisi menungging.
"agh..agh..uh;;oh.. 'Dewi merasa akan orgasme kembali
"ahhh...aku keluar sayang....ohhhh..."
Dewi orgasme untuk yang kedua kalinya dan Pak Abdul merasakan denyutan vagina Dewi seolah-olah akan memakan habis penisnya.
"Sekarang giliran aku yang mengendalikan dan menservice penismu" kata Dewi sambil merubah posisinya di atas Pak Abdul.
Tangan Dewi lalu meraih penis Pak Abdul dan mengarahkan ke vaginanya.
"aghhh..." Dewi Persik menikmati penis itu memenuhi memeknya
"Ohhh...." Pak Abdul juga merasakan seperti di surga
Dengan lincahnya Dewi lalu menggenjot penis Pak Abdul. Dia menkombinasikan genjotnya mulai dari mengebor hingga genjotan patah-patah seperti ketika menari di atas panggung. Tangan Pak Abdul juga tak tinggal diam dia meraih payudara montok yang bergoyang-goyang mengikuti goyangan Dewi. Setelah puas dengan payudara dia lalu meraih pantat Dewi yang sintal dan jarinya menyusup di lubang pantat Dewi.
"Awww....pelan-pelan dong Pak.." pinta Dewi
"Maaf sayang aku cuma pengen tanganku ada aroma pantatmu" jawab Pak Abdul
Sekitar 15 menit goyangan Dewi di atas penis Pak Abdul membuatnya mengalami orgasme ketiganya
"Aku mau keluar lagi sayang ohhhh..."
"aku juga sayang...kita keluarin bareng ya " jawab Pak Abdul
"Ahhh...ahhh..."Dewi Persik melenguh panjang menikmati orgame ketiganya yang sangat dahsyat
"ohhhhh aku juga keluar sayang....ahhh....crot...crot. .crot.. "Pak Abdul orgasme di vagina Dewi
Mereka berpelukan mesra menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, nafas mereka saling memburu hingga akhirnya mulai normal lagi.
"Bapak hebat juga yah" kata Dewi dengan lemas lalu mencium bibir sopirnya itu.
"Iya dong...Abdul!" kelakarnya, "siapa yang ga nafsu lagian sama Non Dewi yang seksi gini" ia mencubit puting Dewi dengan gemas, sejak dulu ia selalu bermimpi bisa menikmati tubuh majikannya itu bila melihat aksi panggungnya yang menggoda itu baik di TV ataupun secara live, kini impiannya itu telah menjadi kenyataan.
Pak Abdul kembali melumat bibir Dewi yang seksi, kali ini lebih lama dan lebih bergairah. Lidah mereka beradu dengan panas, saling belit dan saling hisap. Sambil berciuman, tangan kasar Pak Abdul tak henti-hentinya menjelajahi tubuh mulus Dewi. Sentuhan-sentuhan erotis Pak Abdul kembali menaikkan birahi Dewi. Dengan gaya nakal ia mendorong dada bidang pria setengah baya itu hingga telentang di jok belakang. Setelahnya ia menaiki wajah pria itu sambil tangannya memegang penis pria itu yang mulai mengeras lagi. Mereka kini dalam posisi 69.
"Jilat yah Pak....puasin Dewi....aahhh!" sebelum Dewi menyelesaikan kata-katanya lidah pria itu sudah lebih dulu menyapu bibir vaginanya.
Dewi meresponnya dengan menjilati kepala penis Pak Abdul yang seperti jamur itu. Lidahnya menjilati bagian yang disunat itu dan lubang kencingnya, aksinya itu membuat tubuh Pak Abdul bergetar dan mulutnya mengeluarkan lenguhan nikmat. Bukan hanya menjilat, jari-jari pria itu juga aktif menusuk-nusuk vagina maupun duburnya.
Dewi merasakan vaginanya semakin lama semakin basah saja karena jilatan sopirnya itu. Seiring birahinya yang semakin tinggi, janda muda itu semakin bersemangat mengoral penis dalam genggamannya. Dihisapnya benda itu kuat-kuat, kepalanya nampak turun-naik, mulutnya sampai kempot menghisapi penis itu. Tangannya yang halus dan berjari lentik memijati buah pelirnya, menambah kenikmatan ekstra bagi pemiliknya.
Puas dengan saling mengoral kelamin pasangan masing-masing. Dewi turun dari wajah Pak Abdul dan naik ke selangkangan pria itu. Ia memegang penis pria itu dan mengarahkan ke vaginanya.
"Ooohh...enakh Pak!" kepalanya menengadah sambil mengeluarkan desahan menggoda saat ia menurunkan tubuhnya hingga penis itu melesak masuk ke dalam vaginanya yang sudah basah kuyup.
Kedua tangan Pak Abdul mencaplok sepasang payudara montok Dewi dan meremasinya. Sebentar kemudian, Dewi sudah mulai menaik-turunkan tubuhnya di atas penis itu. Pak Abdul melenguh merasakan bibir vagina janda muda itu mengapit penisnya dan dinding-dinding bergerinjal di dalamnya menggeseki penisnya di dalam sana. Goyangan naik-turun Dewi semakin liar dan desahannya pun semakin tak karuan. Dewi dapat melihat dari kaca jendela mobil, dari jarak tidak terlalu jauh mobil-mobil lain lalu-lalang dengan bebasnya.
Ada rasa takut juga kalau kepergok seseorang sedang dalam keadaan begini, apalagi dirinya adalah public figure yang dikenal luas. Kalau ketahuan tentu infotainment akan heboh memberitakan Dewi Persik tertangkap basah sedang main mobil goyang bersama sopirnya, bagaimana bila itu terjadi? Namun bercinta dalam situasi berisiko ini juga mendatangkan kenikmatan tambahan bagi Dewi, ini adalah petualangan yang penuh tantangan di tengah kejenuhan dan berbagai permasalahan dalam hidupnya, lagipula tempat ini cukup terlindungi karena posisinya agak tinggi dan banyak pepohonan.
Ia pun semakin cepat menaik-turunkan tubuhnya, desahan keduanya memenuhi mobil. Dewi mencondongkan badannya lebih ke depan sehingga payudara montoknya mendekati wajah Pak Abdul, tanpa diminta pria itu langsung melumat gunung kenyal itu. Tangannya meremasi bongkahan payudaranya dan mulutnya menggigit-gigit kecil putingnya. 'Clep...clep...clep' suara vagina Dewi yang becek bergesekan dengan penis besar sopirnya. Cairan kewanitaan Dewi semakin banyak sehingga penis Pak Abdul pun semakin lancar keluar masuk vaginanya.
Seperempat jam lebih Dewi menaik-turunkan tubuhnya dengan liar dalam posisi woman on top hingga akhirnya tubuhnya dirasakan makin mengejang. Gelombang kenikmatan itu menyebar ke seluruh tubuh menyebabkan tubuh sintalnya berkelejotan dan mulutnya mengeluarkan erangan panjang. Dewi merasakan betapa liang kewanitaannya menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap alat kejantanan Pak Abdul yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya. Erangan Dewi menandai orgasme dahsyat yang melandanya, ia menjerit sejadi-jadinya, tidak peduli sedang dimana ia sekarang ini, untung mobil itu tertutup rapat dari dalam sehingga suaranya tidak keluar.
Namun Pak Abdul masih tetap tegar dan perkasa menyentak-nyentakkan pinggulnya di bawah sana, ia sepertinya masih belum puas menyetubuhi majikannya itu. Setelah goyangan Dewi melemah, pria itu segera mengambil alih kendali dengan berguling dan menindih tubuhnya. Diciuminya wajah dan bibir Dewi sambil terus menghela pinggulnya menyetubuhi janda muda itu. Tubuh bugil mereka yang sedang bersatu padu itu pun basah dengan keringat. Dewi sungguh mengagumi keperkasaan Pak Abdul yang mampu membuatnya mencapai orgasme dahsyat itu.
Tak lama kemudian akhirnya Pak Abdull tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia melepaskan puncak orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh spermanya ke dalam rahim majikannya dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu alat kejantanannya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di liang kewanitaan Dewi sehingga seluruh cairan birahinya terhisap dalam tubuh sang janda muda sampai titik penghabisan.
Selanjutnya keduanya terhempas kelelahan di jok belakang itu dengan tubuh yang tetap menyatu. Selama mereka tergolek, alat kejantanan Pak Abdul masih tetap terbenam dalam vagina Dewi dan Dewi pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhnya. Hening, di dalam mobil hanya terdengar suara nafas mereka yang terengah-engah dan suara tiupan AC yang anginnya menerpa tubuh telanjang keduanya. Mereka bercium-ciuman sambil saling menggoda menikmati momen-momen pasca orgasme sebelum akhirnya berbenah diri.
"Pak Abdul jaga rahasia ini ya " Dewi meminta kepada sopirnya setelah dia memakai semua pakaiannya
"tenang aja Non yang penting saya bisa begini terus sama Non sampai Non menikah nanti "jawab Pak Abdul sambil tersenyum
Setelah kembali berpakaian Pak Abdul kembali ke jok kemudi, ia menyalakan mesin dan mobil itu pun meluncur ke jalan tol. Di perjalanan, Pak Abdul dengan berani mengelus paha mulus Dewi.
"Bapak nakal ah...udah ah nanti diliat orang gimana....eemmhh!" desahnya karena tangan pria itu masuk ke roknya dan mengelusi selangkangannya dari luar celana dalam.
Wajah Dewi memerah, nafasnya ngos-ngosan ketika sampai ketika membayar karcis tol, si penjaga gerbang tol mengenali dan menyapanya. Dewi balas tersenyum dan berusaha bersikap biasa menutupi keadaannya yang masih terangsang dan nafasnya yang terengah-engah. Begitulah skandal Dewi Persik dengan sopirnya, mereka terus mereguk kenikmatan terlarang itu dimanapun dan kapanpun setiap ada kesempatan. Bahkan setelah Dewi menjalin hubungan dengan seorang pria bule asal Belanda, ia masih menyempatkan diri bermain gila dengan sopirnya itu. Berita terkini Dewi putus dengan pacar bulenya itu karena Dewi merasa pacarnya tersebut tidak bisa memuaskan hasratnya yang menggebu-gebu, dia masih kalah dengan Pak Abdul, bolehlah si bule itu dalam hal ukuran, tapi gaya percintaannya yang selalu gentle membuat Dewi cepat bosan. Ia lebih mendambakan gaya bercinta Pak Abdul yang tahu kapan harus bermain kasar dan kapan harus bermain lembut, ditambah lagi sensasi liar bercinta dengan sopirnya sendiri yang tentunya hal yang dianggap tabu. Dalam benaknya Dewi berpikir, mendingan gak usah nikah dulu biar karirnya terus menanjak lagian dia juga terpuaskan terus oleh sopir pribadinya yang berusia 50 tahun. Pak Abdul sendiri merasa semakin gembira karena berarti ia bisa menikmati tubuh majikannya lebih lama, goyang patah-patah Dewi Persik bukan hanya bisa disaksikannya di panggung dan televisi, tapi juga dirasakannya bersama di ranjang.
Like This..?? Share This Article...........
0 komentar:
Posting Komentar