Langsing memang menarik, tapi waspadai bila anda begitu ingin terlihat langsing hingga melakukan diet terlalu ketat. Bisa-bisa anda bukan tambah sehat malah terkena resiko osteoporosis di kemudian hari. Demikian para ahli Amerika Serikat memperingatkan. Ironisnya, diet yang kerap membuat lapar dengan asupan gizi tak jelas ini diikuti oleh jutaan wanita muda di dunia.
Penelitian menunjukkan bahwa tiga dari sepuluh perempuan putus asa untuk menurunkan berat badan sehingga mereka menjauhi sejumlah makanan yang diangap dapat menyebabkan tubuh gemuk.
Peringatan itu dikeluarkan setelah belajar dari kasus Gwyneth Paltrow. Aktris itu mengungkapkan bahwa dia menderita osteopenia, sebuah penipisan tulang yang dapat menjadi cikal bakal osteoporosis.
Aktris 37 tahun itu mengikuti diet ketat yang rendah keju, mentega susu dan makanan ternak lain yang merupakan sumber yang kaya kalsium penguatan tulang. Meski, sejumlah ahli juga berpendapat bahwa diet tersebut menurunkan tekanan darah dan bisa membantu mencegah kanker payudara dan usus.
Sebuah jajak pendapat dari kebiasaan makan 4.500 wanita Inggris menemukan bahwa 30 persen mengaku menghindari seluruh jenis makanan ketika mencoba untuk ramping untuk musim panas. Sebanyak 28 persen dari mereka mengaku masih mengonsumsi keju, sedangkan 11 persen mengaku mengonsumsi semua produk susu yang ada pada menu. Lebih dari empat dalam sepuluh (41 persen) memotong roti, yang, menurut hukum, diperkaya dengan kalsium.
Fakta yang mencemaskan, lebih dari seperempat responden, 26 persen, yang disurvei perusahaan suplemen Ellactiva mengatakan mereka hanya melihat kandungan lemak dan kalori label makanan, mengabaikan semua informasi lain tentang kandungan gizi mereka. Kemudian 12 persen mengatakan mereka memilih makanan berdasarkan jumlah kalori mereka, daripada nilai gizi mereka.
Kegagalan untuk membangun tulang yang kuat pada usia 35 itulah yang meningkatkan risiko osteoporosis di kemudian hari. Kondisi tersebut akan mempengaruhi tiga juta warga Inggris dan menjadi penyebab lebih dari 230,000 kejadian patah tulang setahun di pergelangan tangan, punggung dan pinggul, atau bagian-bagian yang paling rapuh.
Seorang pakar dan konsultan gizi, Fiona Hunter, mendesak perempuan tidak menjadi nilai kelangsingan jangka pendek atas kesehatan jangka panjang. Dia berkata, "Obesitas merupakan masalah berkembang tetapi kita perlu memastikan kita tidak mencoba untuk melawan ini dengan mengandalkan diet tanpa lemak," ujarnya
Memotong kelompok makanan penting untuk menurunkan berat badan, imbuhnya, hanya menyebabkan masalah jangka panjang di kemudian hari. "Sebaiknya pendidikan tentang penekanan gizi lebih diajarkan sehingga orang dapat memahami nilai-nilai gizi makanan." ungkap Hunter.
Badan Standar Makanan mengatakan orang dewasa harus bisa mendapatkan 700 mg kalsium per hari yang mereka butuhkan dari variasi makanan atau seimbang. Sumber yang baik selain roti dan produk susu adalah brokoli dan kubis, tahu dan kacang. Sarden, pilchard dan ikan lain yang memungkinkan kita makan tulang juga kaya mineral. Mereka yang mengandalkan suplemen harus menyadari bahwa mengasup lebih dari 1.500 mg sehari dapat menyebabkan kram perut dan diare.
Seorang juru bicara untuk National Osteoporosis Society berkata, "Penelitian terbaru ini menyoroti kecemasan bahwa citra tubuh dapat berpengaruh pada kesehatan tulang. Baik kalsium dan lemak memainkan peran dalam membangun tulang sehingga diet ketat yang menghilangkan lemak sepenuhnya dapat merusak. " ungkapnya "Ada banyak tekanan untuk menjadi langsing, tapi harus mencoba untuk tetap wajar, karena kesehatan tulang tak dapat diprediksi.'' imbuhnya lagi.
Untuk menghindari resiko osteoporosis, Fiona menegaskan diet seimbang adalah jawabannya. "Kita semua perlu sedikit lemak dalam makanan kita dan kalsium adalah kuncinya. Selain itu, sumber kalsium non-susu seperti buah kering, sayuran berdaun hijau, biji wijen dan tahu juga bagus untuk
0 komentar:
Posting Komentar