Popular Post

Home » » Cara Menulis Yang Aneh dari Para Penulis Terkenal

Cara Menulis Yang Aneh dari Para Penulis Terkenal

Written By Bodhonk on Senin, 31 Desember 2012 | 23.23


Untuk mencari dan memperlancar pencapaian pencarian inspirasi menulisnya, seorang penulis terkadang melakukan ritual, lebih tepatnya kebiasaan yang berbeda-beda. Mencari kenyamanan dan suasana yang mendukung terciptanya deretan sebuah karya tulis adalah sesuatu yang diinginkan seorang penulis. Kebiasaan tersebut terkadang aneh, lain dari menyepi dan kebiasaan lainnya, yang kerap diakui oleh beberapa penulis, seperti berikut :

1. Truman Capote (30 September , 1924 Agustus 1984)
Truman Streckfus Capote adalah seorang penulis Amerika yang dikenal sebagai penulis cerita pendek, novel, naskah drama dan bahkan non-fiksi. Karyanya yang terkenal dan dijadikan sebuah film adalah Breakfast at Tiffany's yang dipublikasikan pada tahun 1958.

Kebiasaan Capote pada saat menulis karya yaitu dengan merebahkan badan dengan ditemani segelas sherry di tangannya dan sebuah pensil di tangan satunya lagi. Pada tahun 1957, Paris Review mewawancarainya tentang kebiasaannya ini. Menurut Capote dia adalah seorang penulis yang berpandangan horisontal, maksudnya dia tidak dapat berpikir jernih jika tidah merebahkan tubuhnya,entah itu pada sebuah sofa atau tempat tidur.

Teman menulis lainnya adalah sebatang rokok dan kopi pada pagi hari. Dia merasa harus menghisap rokok dan menyeruput minuman. Di siang hari ia akan mengganti minumannya dengan segelas teh mint, sherry atau martini. Dia tidak menggunakan mesin tik pada awal ia menulis, pada awalnya semua karyanya dihasilkan dari proses ritual di atas, menulis tangan, merebahkan diri ditemani minuman dan rokok.
2. John Cheever (27 May 1912 – 18 Juni 1982)
John William Cheever adalah novelis dan penulis cerita pendek asal Amerika Serikat. Biasa dikenal sebagai "Chekov of the suburbs". Karya fiksinya kebanyakan berlatar di Sebelah Timur Manhattan, pinggiran Westchester, New England, kota-kota di sekitar Quicy, Massachusetts dan Italy, tempat ia dilahirkan. Dia dikenal sebagai salah satu penulis cerita pendek yang penting dalam kesusastraan di abad 20.
Dalam essay di majalah Newsweek terbitan tahun 1978, Cheever menyebutkan bahwa untuk menghasilkan koleksi cerita pendek, kebanyakan ditulis ketika ia hanya mengenakan celana dalam saja. Bukan hal yang mengejutkan karena ia dikenal selalu mengenakan pakaian yang sama, jadi untuk apa membuat pakaiannya kusut pada saat ia menulis, selama ia dapat melipatnya dan mengerjakan karya dengan hanya mengenakan celana dalamnya saja.
3. Francine Prose (1 April 1947)
Francine Prose adalah penulis asal Amerika yang juga menjabat sebagai presiden dari PEN American Center, sebuah badan yang menjadi tempat berkumpulnya penulis, editor, dan penerjemah, sejak 2007 lalu. Ia pernah juga menjabat dewan juri dari PEN/Newman's Own Awarm sebuah penghargaan yang diberikan pada sastrawan/sastrawati. Novelnya yang terkenal adalah Blue Angel, cerita satir tentang penganiayaan seksual pada dunia kampus, dan karyanya ini pernah menjafi finalis untuk National Book Award.

Di saat menulis karyanya, ia akan menggunakan celana flanel milik suaminya yang berwarna merah dan hitam dan kaos. Dalam wawancaranya dengan Kate Bolick di tahun 1998, Prose juga menambahkan ia tinggal di sebuah apartemen dimana ia memiliki jendela besar dengan tinggi 20 kaki menghadap ke sebuah bangunan bata merah. Tidak banyak pemandangan indah untuk itu, tapi menurutnya hal ini cukup sempurna dimana ia tidak akan menjumpai gangguan apapun selain tembok bata merah yang ia pandangi saat ia menulis karyanya.
4. Ernest Hemingway (July 21, 1899 – July 2, 1961)
Ernest Miller Hemingway adalah seorang penulis dan jurnalis asal Amerika. Hemingway menghasilkan banyak karyanya diantara pertengahan 1920 dan 1950, dan ia mendapatkan Nobel sastra pada tahun 1954. Ia menulis 7 novel, 6 koleksi cerita pendek dan 2 karya non-fiksi. Ia terkenal dengan karyanya yang berjudul Farewell to Arms dan The Sun Also Rises.

Hemingway dikenal dengan kebiasaan menuliskan 500 kata dalam sehari, kebanyakan di pagi hari, waktu yang tepat menghindari terik udara. Walaupun dikenal sebagai penulis yang produktif, ia tahu kapan ia harus berhenti dan melanjutkan menulisnya di hari berikutnya. Dalam suratnya kepada Scott Fritzgerald di tahun 1934 dia menyebutkan bahwa ia menulis satu halaman karya bagus di atara 91 lembar yang jelek, yang lalu ia buang ke tempat sampahnya. Produktif mengalahkan satu kata yaitu perfeksionis.
5. William Faulkner (September 25, 1897 – July 6, 1962)
William Cuthbert Faulkner adalah penulis Amerika dan peraih nobel laurate dari Oxford Mississippi. Tidak hanya sebagai penulis cerita pendek, naskah drama, essai, penyair dan novelis, Faulkner pun bekerja di beberapa media menjadi penulis kolom. Yang paling dikenal dari karyanya yaitu novel dan cerita pendeknya, yang kebanyakan berlatar daerah fiktif, Yoknapatawpha County yang digambarkan serupa dengan tempat kelahirannya yaitu Lafayette. Ia pernah meraih Nobel sastra di tahun 1949 dan Pulitzer untuk 2 karyanya yaitu A Fable dan The Reivers.

Faulkner meminum whiskey dalam takaran yang cukup banyak saat ia menulis karyanya. Kebiasaan ini dimulai saat ia bertemu dan tinggal bersama dengan Sherwood Anderson di New Orleans. Dikemukakan oleh Faulkner pada tahun 1957, ia bertemu dengan Anderson dan memulai kebiasaan minumnya yang bisa sampai menghabiskan waktu sampai dini hari sambil mendengarkan Anderson bercerita. Dan kebiasaan itu akhirnya dijadikan ritual oleh Faulkner karena tingkat keseringannya ia menenggak minuman tersebut di setiap harinya.

6. T S Eliot
Thomas Stearns Eliot adalah seorang penulis naskah drama, kritikus sastra dan tidak diragukan lagi sebagai seorang penyair paling terkenal dalam sejarah sastra abad 20. Pada usia 25 tahun ia pindah ke Inggris dari Amerika dan dinaturalisasi pada saat ia berumur 39 tahun. Karyanya yang terkenal adalah The Song of J Prufock yang mulai ia kerjakan pada tahn 1910 dan dipublikasi pada tahun 1915, dikenal sebagai karya besar yang menjadi tonggak gerakan modern. Dan karya lainnya yang terkenal adalah The Wasteland yang dipublikasi pada tahun 1922.
Lyndall Gorson dari A Modern Life yang mewawancarai T S Eliot pada tahun 1920, menyebutkan bahwa T S Eliot mempunyai kebiasaan melumuri mukannya dengan bedak berwarna hijau agar terlihat pucat dan terlihat beringas, hal ini yang menyebabkan mengapa TS Eliot sering dipanggil dengan Captain Eliot, sebab di dalam ruangan pencari inspirasinya ia harus terlihat beringas. 


Like This..?? Share This Article........

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

 
Copyright © 2011. Forzant Blog . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template modify by Creating Website. Inspired from Maskolis