MASYARAKAT Indonesia tentu sudah akrab dengan ikan goreng yang dipadu dengan lalapan dan sambal. Yummy, bukan? Tapi, peneliti di Amerika Serikat ternyata mengatakan menu gurih itu berhubungan dengan peningkatan risiko stroke.
Ikan memang banyak manfaatnya. Hewan air itu dikenal mengandung banyak protein dan nutrisi lain untuk kesehatan tubuh serta otak. Apapun penyajiannya pasti akan menggoyang lidah. Tapi ikan goreng biasanya menjadi menu paling digemari.
Nah, ini yang menjadi masalah. Survei yang dilakukan di Carolina, Arkansas dan Louisiana, menemukan fakta bahwa mayoritas penduduknya rutin menyantap ikan goreng. Faktanya lagi, kasus penderita stroke di wilayah itu cukup tinggi. Tak heran bila tiga daerah itu dijuluki 'Sabuk Stroke'.
Berdasarkan pengamatan, 32 persen penduduk di wilayah 'sabuk stroke' mengonsumsi ikan goreng dua kali sepekan atau lebih. Intensitas itu lebih tinggi daripada konsumsi warga di daerah lain di Negeri Paman Sam.
Stroke terjadi akibat pembuluh darah yang memasok nutrisi ke otak terhambat. Kondisi itu mematikan sel saraf yang membutuhkan oksigen. Selain itu, semua faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti hipertensi dan kolesterol tinggi, juga dapat memicu stroke.
Menurut Dr. Fadi Nahab, direktur program stroke di Emory University Hospital, pengolahan dengan cara menggoreng akan membuat ikan kehilangan manfaatnya dalam pencegahan stroke.
Ini terbukti dari studi yang dilakukan di Spanyol, yang menemukan bahwa ketika ikan digoreng, kandungan lemak tak jenuh, asam lemak omega-3 dalam ikan akan hilang dan diganti dengan lemak tidak sehat. Hilangnya kandungan asam lemak omega-3 ini terutama terjadi pada ikan laut seperti salmon. Sementara untuk jenis ikan lainnya, penurunan kandungan omega-3 tidak banyak.
Like This..?? Share This Article.....
0 komentar:
Posting Komentar