Membaca novel membutuhkan konsentrasi berkelanjutan dalam jangka waktu cukup panjang, namun ini menjadi obat yang baik untuk kesehatan mental dan fisik. Ahli otak dan saraf, Baroness Susan Greenfield, mengatakan bahwa novel dapat membantu memperpanjang rentang perhatian pada anak-anak dan meningkatkan kemampuan berpikir jernih mereka.
"Cerita memiliki awal, tengah dan akhir. Struktur ini mendorong otak kita untuk berpikir secara berurutan, untuk menghubungkan sebab akibat dan konsekuensi serta signifikansi," katanya seperti dikutip Daily Mail. "Keterampilan ini sangat penting bagi anak karena otak anak memiliki plastisitas lebih. Itulah sebabnya mengapa begitu penting bagi orangtua untuk membacakan cerita untuk anak-anak mereka," ujar Greenfield.
Membaca juga dapat mempererat hubungan, karena mampu meningkatkan pemahaman seseorang tentang budaya lain dan membantu seseorang untuk dapat lebih berempati, Senin (27/8).
Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan, AS, menemukan bahwa telah terjadi penurunan rasa empati sebanyak 48 persen pada kalangan mahasiswa dalam sepuluh tahun terakhir. Hal ini berhubungan dengan ketergantungan mereka terhadap teknologi. "Dalam permainan komputer, Anda mungkin harus menyelamatkan seorang putri, tetapi Anda tidak peduli tentang dia, Anda hanya ingin menang," papar Greenfield.
"Tapi karakter seorang putri dalam satu buku pasti memiliki masa lalu, sekarang dan masa depan, dia memiliki hubungan dan motivasi. Kita bisa berhubungan dengan dia dan melihat dunianya melalui membaca," ujar Greenfield lagi.
Profesor emeritus ilmu saraf dari Magdalen College Oxford, John Stein, menyatakan membaca merupakan aktivitas pasif yang menyehatkan otak karena mampu melatih kemampuan otak secara menyeluruh. "Ketika kita 'tersesat' dalam buku yang bagus, yang kita lakukan lebih dari sekedar mengikuti cerita. Membayangkan apa yang terjadi adalah kegiatan yang mampu mengaktifkan otak," ujat Stein.
Stein menyatakan bahwa membaca novel juga baik untuk kesehatan mental. Pada 2009, para peneliti Universitas Sussex menemukan hanya enam menit membaca dapat mengurangi tingkat stres hingga lebih dari dua-pertiganya, dibandingkan dengan mendengarkan musik atau pergi keluar untuk berjalan-jalan.
Diperkirakan bahwa konsentrasi yang diperlukan untuk membaca dapat mengalihkan perhatian pikiran, meredakan ketegangan otot, dan memperlambat denyut jantung. Membaca mungkin baik untuk kesehatan fisik juga, karena mencegah penuaan otak dan penyakit.
Sebuah penelitian yang hasilnya diterbitkan dalam Archives of Neurology, dari Universitas California Berkeley, menemukan bahwa rutin membaca pada usia muda dapat membantu mencegah Alzheimer (jenis kepikunan yang 'mengerikan' karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang). Hal ini terjadi karena kegiatan ini mampu menghambat pembentukan plak amiloid (protein) yang ditemukan pada otak orang-orang dengan penyakit tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar