Popular Post

Home » » Ruang UKS Jadi Saksi Bisu

Ruang UKS Jadi Saksi Bisu

Written By Bodhonk on Rabu, 29 Agustus 2012 | 12.06

Foto: Aku adalah murid di salah satu SMU swasta di kota XXX, namaku Alex. Pada suatu hari Minggu, aku sedang berada di sekolah untuk mengikuti latihan intensif sepak bola. Aku adalah striker inti di sekolahku. Selain sebagai pemain sepak bola, aku juga termasuk tim inti basket dan voli. Ketika sedang break, aku iseng melihat latihan voli untuk cewek. Saat itu kulihat seorang cewek manis. Namanya Fani. Aku sungguh-sungguh merasakan tubuhnya. Tapi itu kuanggap sebagai hal yang mustahil. Kusingkirkan pikiran itu jauh-jauh. "Prittt..." Waktu istirahat sudah selesai. Aku kembali melakukan latihan sepak bola. Untunglah porsi latihan hari itu tidak banyak, sehingga aku dapat pulang lebih awal. Dalam perjalanan menuju mobil yang kubawa, aku kembali melihat gadis cantik itu. Aku mendekatinya dan mengajaknya berbicara. Aku tidak jadi pulang. Aku memutuskan untuk menemani Fani menunggu temannya yang masih ada latihan. Fani itu ikut pulang dengan temannya. Selama menemaninya ngobrol, aku terus menatap wajah dan tubuhnya. Tubuhnya cukup tinggi untuk gadis seusianya. Kira-kira 170 cm. Cocok denganku yang memiliki tinggi 183 cm. Fani baru berusia 16 tahun, sedangkan aku 17 tahun. Rambutnya panjang, hitam, mengkilat. Kulitnya putih, lembut walaupun ia menyukai olah raga. Dadanya cukup besar. Kira-kira 34A. Namun aku suka melihat tubuhnya. Apalagi bajunya agak basah karena keringat. Fani sangat enak untuk dijadikan teman ngobrol. Dia tidak merasa agak risih, walaupun hanya mengobrol berdua denganku di lorong galeri. Aku sangat terangsang ketika berdua dengannya. Ketika aku tak tahan lagi, aku memegang tangannya dan menariknya ke dalam sebuah ruangan yang ternyata adalah ruangan UKS putri. Aku menatapnya. Fani mencoba menetralkan suasana, "Lex, Apa-apaan nih? Aku..." Belum selesai Fani berbicara, mulutku telah menempel di mulutnya. Fani tampaknya hanya pasrah saja. Lidahku mulai memasuki mulutnya. Tanganku pun mulai meraba-raba payudaranya. Setelah kira-kira 5 menit, tampaknya Fani mulai terangsang. Puting payudaranya menegang. Ia pun mulai membalas ciumanku. Aku sampai kesulitan bernafas. Tanganku mulai melepas baju volinya. Tangannya pun melepaskan pakaian basketku. Tinggallah aku yang hanya bercelana dalam. Fani pun hanya memakai BH dan celana dalam. Fani tampak kaget, melihat batang kejantananku yang besar. Ukuran batang kejantananku kira-kira 18 cm dengan diameter 2,5 cm. Aku pun sangat terangsang melihat bentuk tubuh Fani yang ternyata sangat sexy. Lebih sexy dari semua cewek yang pernah kulihat. Melihat Fani yang juga sudah mulai terangsang, aku memintanya untuk memegang batang kejantananku yang besar dan tegang dan meremas-remasnya. Ketika ia membuka celana dalamku, tampaklah jelas batang kejantananku yang sudah ereksi penuh. Tampaknya ia belum pernah melihat batang kejantanan sebesar ini sebelumnya. Ketika Fani sedang merasakan kejantananku, aku mencoba melepas BH dan celana dalamnya. Setelah aku berhasil menyingkirkan pakaian dalamnya, aku mengangkat badannya ke atas ranjang dan aku segera menindih badan Fani. Dan aku pun mulai menjilati puting payudaranya dengan liar. Sampai-sampai Fani benar-benar menggeliat keenakan. Tanganku pun mulai menjelajah ke mana-mana. Setelah agak lama, tanganku mulai meraba bibir kemaluannya dan mulai memainkan klitorisnya. Fani tampak benar-benar terangsang dan tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan menggeliat di atas meja. Cukup lama aku memainkan kemaluannya. Bibirku menjilati bagian bawah kemaluannya dengan penuh nafsu, sementara tanganku masih memainkan klitorisnya. Agak lama aku melakukannya. Aku ingin Fani benar-benar merasakan nikmatnya. Lalu aku merasakan badan Fani meregang dan saya merasaka cairan hangat mengalir dari liang kemaluannya. Aku tanpa ragu menjilati cairan yang keluar sedikit demi sedikit itu dengan penuh nafsu. Aku tahu Fani benar-benar menikmati permainanku. Cairan yang dikeluarkannya banyak sekali dan baunya sangat menggairahkan. Wajak Fani sangat lemas dan memerah. Badannya berkeringat dan rambutnya agak acak-acakan, tapi aku suka melihat pemandangan seperti itu. Aku bertanya, "Enak Fan?" "Enak banget Lex. Aku belum pernah merasakan perasaan senikmat sekarang.." jawab Fani. Aku berkata, "Kamu sudah puas kan, sekarang kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan..?" Lalu Fani turun dari ranjang dan aku pun berdiri. Fani mulai jongkok, memegang batang kejantananku yang tegak lalu memasukkannya dalam mulutnya yang mungil. Batang kejantananku tampak memenuhi seluruh mulutnya. Ketika Fani mulai memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Aku merasakan lidahnya mulai memainkan kepala kejantananku. Aku mulai tidak tahan, apalagi ketika Fani mengisap batang kejantananku. Aku belum pernah merasakan hisapan senikmat ini dari seorang gadis. Aku seperti tidak dapat mengontrol laju sperma di dalam batang kejantananku. Akhirnya aku tidak tahan lagi. Kukeluarkan spermaku di dalam mulut manisnya itu. Fani tampak terkejut. Namun dia akhirnya menelannya. Aku beristirahat sebentar. Lalu aku bertanya pada Fani, "Fan.. Aku boleh nggak, masukin penisku ke vagina kamu?" Fani tampak berpikir sejenak. Namun dalam kondisi horny seperti itu, pikirannya tentu agak kacau. Fani akhirnya mengangguk lemas. Perlahan-lahan, aku merebahkan badannya di ranjang dan menaruh kedua kakinya di bahuku. Aku mulai menyentuhkan kepala penisku ke bibir liang senggamanya. Lalu aku perlahan-lahan memasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Aduh.. Sulitnya batang kejantananku masuk ke liang senggamanya. Walaupun liang senggamanya sudah basah, namun liang senggamanya masih sangat rapat. Ketika batang kejantananku perlahan-lahan masuk, Fani mulai mengerang kesakitan. Aku mencoba menenangkannya. Aku pun merasakan sakit, karena batang kejantananku seperti ditekan oleh liang senggamanya yang sempit. Akhirnya aku berhasil memasukkan seluruh batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Aku dapat merasakan pangkal liang senggamanya. "Crestt.. creest.." terasa ada yang robek dalam liang senggamanya dan sedikit darah keluar. Aku kaget, dan berkata, "Fan, kamu masih gadis ya?" Kulihat Fani hanya dapat tersenyum menahan rasa perih di kemaluannya. Perlahan kugerak-gerakkan batang kemaluanku. Fani hanya dapat merintih dan mengerang perlahan. Namun setelah agak lama Fani mendesah kecil dan mengerang keenakan. Aku mulai memaju-mundurkan batang kejantananku. Rasanya sangatlah enak, batang kejantananku seperti dihisap-hisap. Kemudian tempo permainan aku cepatkan. Aku mulai memperlihatkan tehnikku. Aku memaju-mundurkan batang kejantananku lalu sesekali menggoyangnya ke kiri dan ke kanan. Tanganku pun tak lupa meraba-raba payudaranya. Puting payudaranya yang berwarna pink kupuntir dan kucubit. Fani semakin menggeliat-geliat keenakan. Semakin kupercepat tempo permainan, semakin keras erangan Fani. Suaranya itu sangatlah enak didengar. Suaranya semakin menggairahkanku. Kalau saja ini bukan di ruang UKS putri, mungkin aku sudah menyuruhnya mengerang sekerasnya. Untuk mengurangi bunyi erangannya, aku mengulum mulutnya. Aku mulai bosan pada posisi ini, aku mencoba doggy style. Aku keluarkan batang kejantananku dari liang senggamanya, lalu aku mengambil posisi doggy. Aku kembali memasukkan batang kejantananku dalam liang senggamanya. Kali ini, aku bermain dalam tempo yang lebih cepat. Perlahan-lahan kurapatkan kakinya sehingga batang kejantananku kembali merasa di isap-hisap lagi. Kulihat Fani sudah akan mencapai orgasme. Tubuhnya mulai mengejang. Akhirnya liang senggama Fani mengeluarkan cairan nikmatnya, dan diiringi dengan erangan yang keras. Kulihat wajah Fani sudah sangat capai. Keringatnya sudah memabasahi tubuhnya. Fani adalah cewek yang paling lama mampu bermain denganku. Maklum, dia kan sporty (anggota tim inti voli). Stamina Fani sangat bagus. Aku merasa kasihan padanya. Aku pun mempercepat tempo dan ketika aku merasakan spermaku akan keluar, kucabut batang kejantananku dan aku masukkan batang kejantananku ke mulut Fani. Fani mengisapnya sejenak, lalu keluarlah spermaku ke mulut mungilnya. Tampaknya spermaku sudah habis diserap olehnya. Lalu kami beristirahat sejenak. Aku memandangnya dan berkata, "Gimana Fan?" "Enak banget Lex. Kapan-kapan lagi ya.." jawab Fani dengan senang. Aku berikan satu buah ciuman ke mulut Fani. Tiba-tiba pintu UKS dibuka dan masuklah seorang cewek. Ternyata yang masuk adalah Christina, salah satu cewek yang kutaksir. Aku dan Fani segera mengambil pakaian kami dan mengenakannya. Christina langsung berkata, "Nggak usah buru-buru. Aku sudah lihat permainan kalian dari tadi kok.." "Permainan kalian hot banget," tambah Christina. Mendengar ucapan mereka, aku jadi malu. Wajah Fani pun memerah ketika kulirik. Setelah aku dan Fani berpakaian, Christina mendekati kami dan berkata, "Lex, kamu mainnya hebat deh. Aku juga mau dong. Kayaknya si Fani juga mau tambah tuh!" "Begini saja. Besok kalian semua ke rumahku jam 10 pagi, OK? Rumahku kan kosong. Ortuku lagi di Singapore." Semuanya setuju. Maka besok aku harus datang ke rumah Christina. Kuhampiri Fani dan mengantarkannya pulang. Aku merasa tidak enak, karena Fani sudah ditinggal oleh temannya. Rupanya aku dan Fani bermain terlalu lama, sekitar 1 jam. Besoknya jam 10 aku sampai di rumah Christina. Rumahnya sangat besar. Kamar Christina terletak di ujung rumahnya. Kamar itu seperti terisolasi dari ruangan lain. Ketika aku masuk kamarnya, di situ ada Christina dan Fani sedang ngobrol. Christina tampak sexy dengan tank top pink dan celana pendek jeans-nya. Aku dapat melihat dengan jelas BH warna hitam miliknya. Sedangkan Fani mengenakan T-shirt warna biru muda dan rok mini dengan BH warna krem. Oh ya, Christina baru 16 tahun dengan tinggi 168 cm. Payudaranya lebih kecil (32B) dibandingkan Fani, namun wajahnya paling cantik. Bentuk tubuhnya pun sangat sexy. Bahkan mungkin hanya Fani yang dapat menandinginya. Ketika aku masuk kamarnya, aku langsung disambut dengan manis. Aku pun ikut dalam pembicaraan mereka. Christina mulai menyalakan BF miliknya. Kami semua menyaksikan BF tersebut. Kulihat mereka satu persatu mulai terangsang. Tangan Fani sudah mulai meraba-raba celana dalamnya di balik rok mininya. Christina belum terlalu menunjukkan ekspresi. Aku mulai mendekati Christina dan merebahkannya di atas ranjang. Aku menindihnya dan menciumnya sementara tanganku menggerayangi payudaranya. Christina mencoba meronta sesaat. Kulepaskan semua baju tank top-nya. Kukeluarkan payudaranya dari BH-nya dan mulai menjilati payudaranya dengan liar. Walaupun payudaranya tidak besar, namun payudaranya sangat nikmat untuk dirasakan. Ekspresi wajah Christina pun mulai berubah. Wajahnya menjadi sangat merangsang. Kucium mulutnya dengan mengulum lidahnya. Christina pun mulai merespon cumbuanku. Dia membalas ciumanku. Cukup lama aku melakukan French kiss dengannya. Dia sangat menikmatinya. Lalu aku mulai mengarahkan ciumanku ke dadanya. Kuciumi dadanya dengan nikmat sambil kulepas BH-nya. Kugigit putingnya perlahan. Ketika aku sedang mencupang dadanya, tiba-tiba Fani melepas celana jeans-ku dan celana dalamku. Kuhentikan sejenak ciumanku untuk membantu Fani melepas pakaianku. Sekarang kami semua sudah dalam keadaan telanjang. Aku melanjutkan seranganku terhadap Christina. Sementara itu Fani mulai memegang dan merasakan batang kejantananku. Kemudian Fani memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, walaupun hanya setengah yang dapat masuk. Nikmat sekali rasanya bisa ML dengan 2 cewek cantik sekaligus. Lalu aku mencoba merasakan nikmatnya kemaluan Christina. Mulutku mulai menyentuh kemaluan yang ditumbuhi rambut tipis itu. Lidahku berusaha menemukan klistorisnya. Christina pun mulai mengeluarkan erangan yang membuatku lebih bernafsu. Klistoris kecil Chistina kuhisap dan kugigit dengan buas. Tak lama, aku merasakan liang senggama Christina menyemburkan cairan khas. Kulahap semua cairan itu. Aku sangat menikmatinya. Lalu aku menyuruh Christina berada di posisi konvensial. Kusentuhkan kepala kejantananku pada bibir liang senggamanya. Sementara itu Fani meletakkan kemaluannya tepat di atas mulut Christina. Aku mencoba memasukkan kepala kejantananku ke dalam liang senggama Christina, namun tidak bisa. Rupanya batang kejantananku terlalu besar untuk menembus kemaluannya. Berulang kali Christina menjerit kesakitan. "Aku coba agak keras, ya?" tanyaku pada Christina. Christina pun merespon positif. Kunaikkan tungkai kakinya yang mulus ke bahuku dan kupegang pahanya. Kutarik pahanya agak keras untuk memasukkan batang kejantananku. Christina menjerit dan meronta, namun batang kejantananku tetap belum dapat masuk. Kusuruh Fani mengulum batang kejantananku sejenak, lalu kusiapkan lagi posisi tadi. Kali ini kutusukkan batang kejantananku dengan sangat keras. Christina pun menjerit kesakitan. Aku mencoba menenangkannya. Waktu aku tadi menghujamkan batang kejantananku ke liang senggamaku, kurasakan batang kejantananku merobek selaput daranya. Christina. tampak akan menangis. Kudiamkan beberapa saat. Kemudian ketika wajah Christina sudah tidak kesakitan, kumasukkan batang kejantananku semuanya. Batang kejantananku tidak dapat masuk seluruhnya, walaupun telah menyentuh dasar liang senggamanya. Kemaluannya sangat sempit. Batang kejantananku serasa dihisap-hisap. Kuputar-putar batang kejantananku di dalam kemaluannya. Christina terus mendesah keenakan. Beberapa saat kemudian, wajahnya memerah dan kelihatannya dia akan orgasme. Kuganti seranganku dengan tusukan. Christina terus mendesah, namun aku tak mempedulikannya. Aku terus mempercepat tusukannya. Tak lama, Christina mengatakan, "Aku mau keluar.." Kubalas, "Tunggu, aku juga!" Kupercepat laju batang kejantananku, sampai akhirnya tubuhnya mengejang. Batang kejantananku terasa dijepit. Aku merasakan liang senggamanya menyemburkan cairan kenikmatan. Aku juga mau keluar. Aku tanya padanya, "Mau di luar atau di dalam?" Dia jawab, "Di luar aja.." Aku mencabut batang kejantananku lalu aku pun mengeluarkan cairan spermaku di atas dadanya. Ketika aku mencabut batang kejantananku, kulihat ada darah yang keluar dari liang senggama Christina. Aku menatap wajah Christina yang masih kelelahan. Kucium mulutnya sambil berkata, "Permainanmu sungguh hebat!" Christina pun membalas, "Nanti aku tambah lagi ya." Lalu ia bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Sementara itu, Fani mendekatiku sambil berkata, "Sekarang, kau milikku. Puaskan aku sampai aku tak dapat bangun lagi!" Fani memegang batang kejantananku lalu mencoba membuat batang kejantananku bangkit kembali. Dia terus mengulum batang kejantananku. Agak lama baru batang kejantananku dapat bangkit, karena waktu aku dengan Christina, aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Belum pernah aku merasakan kenikmatan luar biasa dari liang senggama seorang cewek. Setelah batang kejantananku bangkit, aku menidurkan tubuhnya, lalu mencium mulutnya. Setelah itu, perlahan-lahan mulutku kuarahkan ke bawah sampai ke dadanya. Kucupang dadanya sampai Fani mengerang kenikmatan. Putingnya yang mengeras terus kupermainkan dengan lidahku. Lalu kubenamkan kepalaku di antara kedua tungkai pahanya yang mulus. Kucoba menemukan klistorisnya dengan lidahku. Kugigit lembut klistorisnya sampai Fani mengerang keenakan. Aku terus bermain di kemaluannya sampai akhirnya ada cairan hangat menyembur dari kemaluannya. Kuhisap habis semua cairan itu. Lalu, aku duduk di ranjang dan menyuruh Fani duduk di atas batang kejantananku, membelakangiku. Perlahan-lahan kumasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggama Fani. Aku tidak mengalami banyak kesulitan, karena liang senggama Fani sudah basah. Namun Fani tetap menjerit, karena batang kejantananku yang terlalu besar. Kugerakkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani. Kumainkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani. Tak lama kemudian, Fani setengah menjerit, "Aku hampir keluar!" Kurasakan tubuh Fani menegang lalu kurasakan kemaluannya mengeluarkan cairan kenikmatannya. Agak lama aku berada dalam posisi itu, lalu kuganti dengan doggy style. Kutusuk-tusukan batang kejantananku ke kemaluannya. Fani tampak menyukai posisi ini. Tanganku dengan liar meraba-raba payudaranya. Christina pun sudah selesai mandi. Dengan mengenakan kimono, ia mendekati kami dan duduk menyaksikan permainanku. Dapat kucium bau wangi sabunnya, aku semakin ingin merasakan lagi kenikmatan kemaluannya yang sempit itu. Kupercepat lagi laju batang kejantananku dalam kemaluannya. Fani semakin mendesah kenikmatan. Lalu kurasakan spermaku sudah mengumpul di batang kejantananku. "Fan, aku mau keluar nih," desahku tertahan. "Tunggu. Aku juga mau keluar!" balas Fani dengan nada tertahan penuh nafsu. Lalu kupercepat tusukanku. Kurasakan kemaluan Fani sudah mengeluarkan cairannya. "Aku keluarkan di dalam atau di luar." bisikku mesra. "Aku ingin menghisapnya lagi!" kata Fani. Ketika kurasakan akan keluar, kucabut batang kejantananku dan kumasukkan batang kejantananku ke mulutnya yang mungil. Di dalam mulut Fani, batang kejantananku mengeluarkan spermaku. Lalu Fani menelan semua spermaku. Setelah itu, Fani mengulum sebentar batang kejantananku. Fani lalu berkata padaku, "Thanks, Lex. Kamu telah memberikan kenikmatan yang luar biasa." Kuberi dia French Kiss. Fani pun ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Aku beristirahat sejenak, lalu kulihat ke arah Christina. Dia sudah mengenakan kembali tank top-nya. Perlahan-lahan, Christina menari striptease untuk membangkitkan nafsuku. Namun batang kejantananku masih belum dapat bangkit dari kelemasannya. Christina menari semakin hot. Pakaiannya dilepasnya satu persatu dengan gaya yang erotis. Tubuhnya yang mulus tanpa cacat itu diraba-rabanya. Akhirnya batang kejantananku mulai bangkit. Christina langsung melakukan blow job sampai batang kejantananku kembali tegang dengan sempurna. Mulutnya yang mungil itu mengulum batang kejantananku dengan nikmatnya. Lalu kuraih tubuhnya dan kubaringkan di ranjang untuk posisi 69. Ketika wajahku tepat berada di depan kemaluannya, kurasakan bau yang sungguh wangi. Kubenamkan wajahku di dalam selakangannya. Kujilati kemaluannya dan kugigit-gigit klistorisnya. Selama aku melakukannya, kira-kira Christina sudah klimaks 2 kali. Tiba-tiba saja Christina menghentikan blow job-nya lalu mulai mengincar batang kejantananku. Dia jongkok di atas batang kejantananku menghadap ke arahku (aku dalam posisi tidur) lalu ia membuka lebar pahanya. Perlahan-lahan ia memasukan sendiri batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Batang kejantananku kembali mengalami kesulitan walaupun tak sesulit tadi. Kemaluan Christina kembali menjadi rapat walaupun masih basah. Akhirnya seluruh batang kejantananku dapat berada dalam kemaluannya. Christina mengerang kesakitan sekaligus mendesah. Kubiarkan dia membiasakan diri dengan batang kejantananku. Perlahan-lahan kugoyangkan pantatnya. Namun setelah itu Christina melakukannya sendiri untuk menyesuaikan dengan dirinya sendiri. Pertama-tama memang laju batang kejantananku agak lambat. Namun Christina mampu menemukan tempo yang diinginkannya. Hingga tak lama kemudian, badan Christina meregang dan batang kejantananku merasakan keluarnya cairan panas dari liang kenikmatannya. Cukup lama regangannya kali ini. Mungkin sekitar 1 menit. Dia terus meneruskan permainannya. Sementara itu, Fani kembali dari kamar mandi dan berjongkok di atas tubuhku sambil membuka pahanya. Langsung saja kusantap clistorisnya. Cukup lama aku berada dalam posisi seperti itu. Hampir 45 menit. Berulangkali Fani dan Christina mengalami orgasme. Christina lebih mudah mencapai klimaks daripada Fani. Christina sudah klimaks 5 kali, sedangkan Fani baru 3 kali. Lalu kami berubah posisi, aku dan Christina melakukan doggy style sedangkan Fani di depan Christina. Aku menggerakan batang kejantananku dengan perlahan namun batang kejantananku masuk seluruhnya. Tempo permainan kupercepat. Sampai akhirnya Christina meregang lagi. Tak sampai 5 menit kemudian, aku pun tak kuat lagi. Kucabut batang kejantananku dari kemaluannya dan kukocok di depan mulut mereka berdua. Kusemburkan cairan spermaku ke wajah mereka, dan mereka melahapnya dengan bernafsu. Aku sungguh merasa lelah. Batang kejantananku terasa ngilu. Namun permainan belum selesai seluruhnya. Fani mulai melakukan blow job pada batang kejantananku. Aku sudah melarangnya namun nafsu Fani masih menggebu. Aku sendiri heran mengapa mereka bisa sekuat itu. Blow job Fani kali ini benar-benar nikmat. Aku pun tak kuasa menahan laju spermaku di mulut Fani. Christina yang melihat hal itu ikut-ikutan mengulum batang kejantananku. Akhirnya terpaksa aku memberikan kesempatan terakhir pada Christina. Mulutnya bergerak naik turun menyusuri batang kejantananku. Dengan lembut dihisapnya batang kejantananku. Kurasakan spermaku kembali mengumpul. Kupegang kepala Christina dan membenamkannya ke batang kejantananku. Akhirnya kuakhiri permainan marathon ini dengan semprotan spermaku di mulut Christina. Aku sungguh sangat puas. Sudah beberapa jam kami bermain. Inilah permainan terlamaku sekaligus ternikmatku. Aku langsung tertidur di situ. Ketika aku bangun, aku mendapatkan Fani di sebelah kiriku dan Christina di sebelah kananku dalam keadaan telanjang. Setelah itu hubungan kami semakin dekat satu sama lain, dan kami pun sering mengulang permainan yang menggairahkan iru bersama mereka. TAMAT

Aku adalah murid di salah satu SMU swasta di kota XXX, namaku Alex. Pada suatu hari Minggu, aku sedang berada di sekolah untuk mengikuti latihan intensif sepak bola. Aku adalah striker inti di sekolahku. Selain sebagai pemain sepak bola, ak

u juga termasuk tim inti basket dan voli. Ketika sedang break, aku iseng melihat latihan voli untuk cewek. Saat itu kulihat seorang cewek manis. Namanya Fani. Aku sungguh-sungguh merasakan tubuhnya. Tapi itu kuanggap sebagai hal yang mustahil. Kusingkirkan pikiran itu jauh-jauh. "Prittt..." Waktu istirahat sudah selesai. Aku kembali melakukan latihan sepak bola. Untunglah porsi latihan hari itu tidak banyak, sehingga aku dapat pulang lebih awal. Dalam perjalanan menuju mobil yang kubawa, aku kembali melihat gadis cantik itu. Aku mendekatinya dan mengajaknya berbicara. Aku tidak jadi pulang. Aku memutuskan untuk menemani Fani menunggu temannya yang masih ada latihan. Fani itu ikut pulang dengan temannya. Selama menemaninya ngobrol, aku terus menatap wajah dan tubuhnya. Tubuhnya cukup tinggi untuk gadis seusianya. 

Kira-kira 170 cm. Cocok denganku yang memiliki tinggi 183 cm. Fani baru berusia 16 tahun, sedangkan aku 17 tahun. Rambutnya panjang, hitam, mengkilat. Kulitnya putih, lembut walaupun ia menyukai olah raga. Dadanya cukup besar. Kira-kira 34A. Namun aku suka melihat tubuhnya. Apalagi bajunya agak basah karena keringat. Fani sangat enak untuk dijadikan teman ngobrol. 

Dia tidak merasa agak risih, walaupun hanya mengobrol berdua denganku di lorong galeri. Aku sangat terangsang ketika berdua dengannya. Ketika aku tak tahan lagi, aku memegang tangannya dan menariknya ke dalam sebuah ruangan yang ternyata adalah ruangan UKS putri. Aku menatapnya. Fani mencoba menetralkan suasana, "Lex, Apa-apaan nih? Aku..." Belum selesai Fani berbicara, mulutku telah menempel di mulutnya. Fani tampaknya hanya pasrah saja. Lidahku mulai memasuki mulutnya. 

Tanganku pun mulai meraba-raba payudaranya. Setelah kira-kira 5 menit, tampaknya Fani mulai terangsang. Puting payudaranya menegang. Ia pun mulai membalas ciumanku. Aku sampai kesulitan bernafas. Tanganku mulai melepas baju volinya. Tangannya pun melepaskan pakaian basketku. Tinggallah aku yang hanya bercelana dalam. Fani pun hanya memakai BH dan celana dalam. Fani tampak kaget, melihat batang kejantananku yang besar. 

Ukuran batang kejantananku kira-kira 18 cm dengan diameter 2,5 cm. Aku pun sangat terangsang melihat bentuk tubuh Fani yang ternyata sangat sexy. Lebih sexy dari semua cewek yang pernah kulihat. Melihat Fani yang juga sudah mulai terangsang, aku memintanya untuk memegang batang kejantananku yang besar dan tegang dan meremas-remasnya. Ketika ia membuka celana dalamku, tampaklah jelas batang kejantananku yang sudah ereksi penuh. Tampaknya ia belum pernah melihat batang kejantanan sebesar ini sebelumnya. Ketika Fani sedang merasakan kejantananku, aku mencoba melepas BH dan celana dalamnya. Setelah aku berhasil menyingkirkan pakaian dalamnya, aku mengangkat badannya ke atas ranjang dan aku segera menindih badan Fani. Dan aku pun mulai menjilati puting payudaranya dengan liar. 

Sampai-sampai Fani benar-benar menggeliat keenakan. Tanganku pun mulai menjelajah ke mana-mana. Setelah agak lama, tanganku mulai meraba bibir kemaluannya dan mulai memainkan klitorisnya. Fani tampak benar-benar terangsang dan tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan menggeliat di atas meja. Cukup lama aku memainkan kemaluannya. Bibirku menjilati bagian bawah kemaluannya dengan penuh nafsu, sementara tanganku masih memainkan klitorisnya. Agak lama aku melakukannya. Aku ingin Fani benar-benar merasakan nikmatnya. Lalu aku merasakan badan Fani meregang dan saya merasaka cairan hangat mengalir dari liang kemaluannya. 

Aku tanpa ragu menjilati cairan yang keluar sedikit demi sedikit itu dengan penuh nafsu. Aku tahu Fani benar-benar menikmati permainanku. Cairan yang dikeluarkannya banyak sekali dan baunya sangat menggairahkan. Wajak Fani sangat lemas dan memerah. Badannya berkeringat dan rambutnya agak acak-acakan, tapi aku suka melihat pemandangan seperti itu. Aku bertanya, "Enak Fan?" "Enak banget Lex. Aku belum pernah merasakan perasaan senikmat sekarang.." jawab Fani. Aku berkata, "Kamu sudah puas kan, sekarang kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan..?" Lalu Fani turun dari ranjang dan aku pun berdiri. 

Fani mulai jongkok, memegang batang kejantananku yang tegak lalu memasukkannya dalam mulutnya yang mungil. Batang kejantananku tampak memenuhi seluruh mulutnya. Ketika Fani mulai memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Aku merasakan lidahnya mulai memainkan kepala kejantananku. Aku mulai tidak tahan, apalagi ketika Fani mengisap batang kejantananku. Aku belum pernah merasakan hisapan senikmat ini dari seorang gadis. Aku seperti tidak dapat mengontrol laju sperma di dalam batang kejantananku. Akhirnya aku tidak tahan lagi. Kukeluarkan spermaku di dalam mulut manisnya itu. Fani tampak terkejut. Namun dia akhirnya menelannya. 

Aku beristirahat sebentar. Lalu aku bertanya pada Fani, "Fan.. Aku boleh nggak, masukin penisku ke vagina kamu?" Fani tampak berpikir sejenak. Namun dalam kondisi horny seperti itu, pikirannya tentu agak kacau. Fani akhirnya mengangguk lemas. Perlahan-lahan, aku merebahkan badannya di ranjang dan menaruh kedua kakinya di bahuku. Aku mulai menyentuhkan kepala penisku ke bibir liang senggamanya. Lalu aku perlahan-lahan memasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. 

Aduh.. Sulitnya batang kejantananku masuk ke liang senggamanya. Walaupun liang senggamanya sudah basah, namun liang senggamanya masih sangat rapat. Ketika batang kejantananku perlahan-lahan masuk, Fani mulai mengerang kesakitan. Aku mencoba menenangkannya. Aku pun merasakan sakit, karena batang kejantananku seperti ditekan oleh liang senggamanya yang sempit. Akhirnya aku berhasil memasukkan seluruh batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Aku dapat merasakan pangkal liang senggamanya. 

"Crestt.. creest.." terasa ada yang robek dalam liang senggamanya dan sedikit darah keluar. Aku kaget, dan berkata, "Fan, kamu masih gadis ya?" Kulihat Fani hanya dapat tersenyum menahan rasa perih di kemaluannya. Perlahan kugerak-gerakkan batang kemaluanku. Fani hanya dapat merintih dan mengerang perlahan. Namun setelah agak lama Fani mendesah kecil dan mengerang keenakan. Aku mulai memaju-mundurkan batang kejantananku. 

Rasanya sangatlah enak, batang kejantananku seperti dihisap-hisap. Kemudian tempo permainan aku cepatkan. Aku mulai memperlihatkan tehnikku. Aku memaju-mundurkan batang kejantananku lalu sesekali menggoyangnya ke kiri dan ke kanan. Tanganku pun tak lupa meraba-raba payudaranya. Puting payudaranya yang berwarna pink kupuntir dan kucubit. Fani semakin menggeliat-geliat keenakan. Semakin kupercepat tempo permainan, semakin keras erangan Fani. Suaranya itu sangatlah enak didengar. Suaranya semakin menggairahkanku. 

Kalau saja ini bukan di ruang UKS putri, mungkin aku sudah menyuruhnya mengerang sekerasnya. Untuk mengurangi bunyi erangannya, aku mengulum mulutnya. Aku mulai bosan pada posisi ini, aku mencoba doggy style. Aku keluarkan batang kejantananku dari liang senggamanya, lalu aku mengambil posisi doggy. Aku kembali memasukkan batang kejantananku dalam liang senggamanya. Kali ini, aku bermain dalam tempo yang lebih cepat. Perlahan-lahan kurapatkan kakinya sehingga batang kejantananku kembali merasa di isap-hisap lagi. Kulihat Fani sudah akan mencapai orgasme. Tubuhnya mulai mengejang. Akhirnya liang senggama Fani mengeluarkan cairan nikmatnya, dan diiringi dengan erangan yang keras. 

Kulihat wajah Fani sudah sangat capai. Keringatnya sudah memabasahi tubuhnya. Fani adalah cewek yang paling lama mampu bermain denganku. Maklum, dia kan sporty (anggota tim inti voli). Stamina Fani sangat bagus. Aku merasa kasihan padanya. Aku pun mempercepat tempo dan ketika aku merasakan spermaku akan keluar, kucabut batang kejantananku dan aku masukkan batang kejantananku ke mulut Fani. Fani mengisapnya sejenak, lalu keluarlah spermaku ke mulut mungilnya. 

Tampaknya spermaku sudah habis diserap olehnya. Lalu kami beristirahat sejenak. Aku memandangnya dan berkata, "Gimana Fan?" "Enak banget Lex. Kapan-kapan lagi ya.." jawab Fani dengan senang. Aku berikan satu buah ciuman ke mulut Fani. Tiba-tiba pintu UKS dibuka dan masuklah seorang cewek. Ternyata yang masuk adalah Christina, salah satu cewek yang kutaksir. Aku dan Fani segera mengambil pakaian kami dan mengenakannya. Christina langsung berkata, "Nggak usah buru-buru. Aku sudah lihat permainan kalian dari tadi kok.." "Permainan kalian hot banget," tambah Christina. Mendengar ucapan mereka, aku jadi malu. Wajah Fani pun memerah ketika kulirik. 

Setelah aku dan Fani berpakaian, Christina mendekati kami dan berkata, "Lex, kamu mainnya hebat deh. Aku juga mau dong. Kayaknya si Fani juga mau tambah tuh!" "Begini saja. Besok kalian semua ke rumahku jam 10 pagi, OK? Rumahku kan kosong. Ortuku lagi di Singapore." Semuanya setuju. Maka besok aku harus datang ke rumah Christina. Kuhampiri Fani dan mengantarkannya pulang. Aku merasa tidak enak, karena Fani sudah ditinggal oleh temannya. 

Rupanya aku dan Fani bermain terlalu lama, sekitar 1 jam. Besoknya jam 10 aku sampai di rumah Christina. Rumahnya sangat besar. Kamar Christina terletak di ujung rumahnya. Kamar itu seperti terisolasi dari ruangan lain. Ketika aku masuk kamarnya, di situ ada Christina dan Fani sedang ngobrol. Christina tampak sexy dengan tank top pink dan celana pendek jeans-nya. Aku dapat melihat dengan jelas BH warna hitam miliknya. 

Sedangkan Fani mengenakan T-shirt warna biru muda dan rok mini dengan BH warna krem. Oh ya, Christina baru 16 tahun dengan tinggi 168 cm. Payudaranya lebih kecil (32B) dibandingkan Fani, namun wajahnya paling cantik. Bentuk tubuhnya pun sangat sexy. Bahkan mungkin hanya Fani yang dapat menandinginya. 

Ketika aku masuk kamarnya, aku langsung disambut dengan manis. Aku pun ikut dalam pembicaraan mereka. Christina mulai menyalakan BF miliknya. Kami semua menyaksikan BF tersebut. Kulihat mereka satu persatu mulai terangsang. Tangan Fani sudah mulai meraba-raba celana dalamnya di balik rok mininya. Christina belum terlalu menunjukkan ekspresi. Aku mulai mendekati Christina dan merebahkannya di atas ranjang. 

Aku menindihnya dan menciumnya sementara tanganku menggerayangi payudaranya. Christina mencoba meronta sesaat. Kulepaskan semua baju tank top-nya. 

Kukeluarkan payudaranya dari BH-nya dan mulai menjilati payudaranya dengan liar. Walaupun payudaranya tidak besar, namun payudaranya sangat nikmat untuk dirasakan. Ekspresi wajah Christina pun mulai berubah. Wajahnya menjadi sangat merangsang. Kucium mulutnya dengan mengulum lidahnya. Christina pun mulai merespon cumbuanku. Dia membalas ciumanku. 

Cukup lama aku melakukan French kiss dengannya. Dia sangat menikmatinya. Lalu aku mulai mengarahkan ciumanku ke dadanya. Kuciumi dadanya dengan nikmat sambil kulepas BH-nya. Kugigit putingnya perlahan. Ketika aku sedang mencupang dadanya, tiba-tiba Fani melepas celana jeans-ku dan celana dalamku. 

Kuhentikan sejenak ciumanku untuk membantu Fani melepas pakaianku. Sekarang kami semua sudah dalam keadaan telanjang. Aku melanjutkan seranganku terhadap Christina. Sementara itu Fani mulai memegang dan merasakan batang kejantananku. Kemudian Fani memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, walaupun hanya setengah yang dapat masuk. 

Nikmat sekali rasanya bisa ML dengan 2 cewek cantik sekaligus. Lalu aku mencoba merasakan nikmatnya kemaluan Christina. Mulutku mulai menyentuh kemaluan yang ditumbuhi rambut tipis itu. Lidahku berusaha menemukan klistorisnya. Christina pun mulai mengeluarkan erangan yang membuatku lebih bernafsu. Klistoris kecil Chistina kuhisap dan kugigit dengan buas. 

Tak lama, aku merasakan liang senggama Christina menyemburkan cairan khas. Kulahap semua cairan itu. Aku sangat menikmatinya. Lalu aku menyuruh Christina berada di posisi konvensial. Kusentuhkan kepala kejantananku pada bibir liang senggamanya. Sementara itu Fani meletakkan kemaluannya tepat di atas mulut Christina. Aku mencoba memasukkan kepala kejantananku ke dalam liang senggama Christina, namun tidak bisa. Rupanya batang kejantananku terlalu besar untuk menembus kemaluannya. 

Berulang kali Christina menjerit kesakitan. "Aku coba agak keras, ya?" tanyaku pada Christina. Christina pun merespon positif. Kunaikkan tungkai kakinya yang mulus ke bahuku dan kupegang pahanya. Kutarik pahanya agak keras untuk memasukkan batang kejantananku. Christina menjerit dan meronta, namun batang kejantananku tetap belum dapat masuk. Kusuruh Fani mengulum batang kejantananku sejenak, lalu kusiapkan lagi posisi tadi. 

Kali ini kutusukkan batang kejantananku dengan sangat keras. Christina pun menjerit kesakitan. Aku mencoba menenangkannya. Waktu aku tadi menghujamkan batang kejantananku ke liang senggamaku, kurasakan batang kejantananku merobek selaput daranya. Christina. tampak akan menangis. Kudiamkan beberapa saat. Kemudian ketika wajah Christina sudah tidak kesakitan, kumasukkan batang kejantananku semuanya. Batang kejantananku tidak dapat masuk seluruhnya, walaupun telah menyentuh dasar liang senggamanya. Kemaluannya sangat sempit. Batang kejantananku serasa dihisap-hisap. Kuputar-putar batang kejantananku di dalam kemaluannya. 

Christina terus mendesah keenakan. Beberapa saat kemudian, wajahnya memerah dan kelihatannya dia akan orgasme. Kuganti seranganku dengan tusukan. Christina terus mendesah, namun aku tak mempedulikannya. Aku terus mempercepat tusukannya. Tak lama, Christina mengatakan, "Aku mau keluar.." Kubalas, "Tunggu, aku juga!" Kupercepat laju batang kejantananku, sampai akhirnya tubuhnya mengejang. Batang kejantananku terasa dijepit. Aku merasakan liang senggamanya menyemburkan cairan kenikmatan. 

Aku juga mau keluar. Aku tanya padanya, "Mau di luar atau di dalam?" Dia jawab, "Di luar aja.." Aku mencabut batang kejantananku lalu aku pun mengeluarkan cairan spermaku di atas dadanya. Ketika aku mencabut batang kejantananku, kulihat ada darah yang keluar dari liang senggama Christina. Aku menatap wajah Christina yang masih kelelahan. Kucium mulutnya sambil berkata, "Permainanmu sungguh hebat!" Christina pun membalas, "Nanti aku tambah lagi ya." Lalu ia bangun dan berjalan menuju kamar mandi. 

Sementara itu, Fani mendekatiku sambil berkata, "Sekarang, kau milikku. Puaskan aku sampai aku tak dapat bangun lagi!" Fani memegang batang kejantananku lalu mencoba membuat batang kejantananku bangkit kembali. Dia terus mengulum batang kejantananku. Agak lama baru batang kejantananku dapat bangkit, karena waktu aku dengan Christina, aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa. Belum pernah aku merasakan kenikmatan luar biasa dari liang senggama seorang cewek. Setelah batang kejantananku bangkit, aku menidurkan tubuhnya, lalu mencium mulutnya. Setelah itu, perlahan-lahan mulutku kuarahkan ke bawah sampai ke dadanya. 

Kucupang dadanya sampai Fani mengerang kenikmatan. Putingnya yang mengeras terus kupermainkan dengan lidahku. Lalu kubenamkan kepalaku di antara kedua tungkai pahanya yang mulus. Kucoba menemukan klistorisnya dengan lidahku. Kugigit lembut klistorisnya sampai Fani mengerang keenakan. Aku terus bermain di kemaluannya sampai akhirnya ada cairan hangat menyembur dari kemaluannya. Kuhisap habis semua cairan itu. Lalu, aku duduk di ranjang dan menyuruh Fani duduk di atas batang kejantananku, membelakangiku. Perlahan-lahan kumasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggama Fani. 

Aku tidak mengalami banyak kesulitan, karena liang senggama Fani sudah basah. Namun Fani tetap menjerit, karena batang kejantananku yang terlalu besar. Kugerakkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani. Kumainkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani. Tak lama kemudian, Fani setengah menjerit, "Aku hampir keluar!" Kurasakan tubuh Fani menegang lalu kurasakan kemaluannya mengeluarkan cairan kenikmatannya. Agak lama aku berada dalam posisi itu, lalu kuganti dengan doggy style. 

Kutusuk-tusukan batang kejantananku ke kemaluannya. Fani tampak menyukai posisi ini. Tanganku dengan liar meraba-raba payudaranya. Christina pun sudah selesai mandi. Dengan mengenakan kimono, ia mendekati kami dan duduk menyaksikan permainanku. Dapat kucium bau wangi sabunnya, aku semakin ingin merasakan lagi kenikmatan kemaluannya yang sempit itu. Kupercepat lagi laju batang kejantananku dalam kemaluannya. Fani semakin mendesah kenikmatan. 

Lalu kurasakan spermaku sudah mengumpul di batang kejantananku. "Fan, aku mau keluar nih," desahku tertahan. "Tunggu. Aku juga mau keluar!" balas Fani dengan nada tertahan penuh nafsu. Lalu kupercepat tusukanku. Kurasakan kemaluan Fani sudah mengeluarkan cairannya. "Aku keluarkan di dalam atau di luar." bisikku mesra. "Aku ingin menghisapnya lagi!" kata Fani. Ketika kurasakan akan keluar, kucabut batang kejantananku dan kumasukkan batang kejantananku ke mulutnya yang mungil. 

Di dalam mulut Fani, batang kejantananku mengeluarkan spermaku. Lalu Fani menelan semua spermaku. Setelah itu, Fani mengulum sebentar batang kejantananku. Fani lalu berkata padaku, "Thanks, Lex. Kamu telah memberikan kenikmatan yang luar biasa." Kuberi dia French Kiss. Fani pun ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Aku beristirahat sejenak, lalu kulihat ke arah Christina. Dia sudah mengenakan kembali tank top-nya. Perlahan-lahan, Christina menari striptease untuk membangkitkan nafsuku. 

Namun batang kejantananku masih belum dapat bangkit dari kelemasannya. Christina menari semakin hot. Pakaiannya dilepasnya satu persatu dengan gaya yang erotis. Tubuhnya yang mulus tanpa cacat itu diraba-rabanya. Akhirnya batang kejantananku mulai bangkit. Christina langsung melakukan blow job sampai batang kejantananku kembali tegang dengan sempurna. 

Mulutnya yang mungil itu mengulum batang kejantananku dengan nikmatnya. Lalu kuraih tubuhnya dan kubaringkan di ranjang untuk posisi 69. Ketika wajahku tepat berada di depan kemaluannya, kurasakan bau yang sungguh wangi. Kubenamkan wajahku di dalam selakangannya. Kujilati kemaluannya dan kugigit-gigit klistorisnya. Selama aku melakukannya, kira-kira Christina sudah klimaks 2 kali. Tiba-tiba saja Christina menghentikan blow job-nya lalu mulai mengincar batang kejantananku. 

Dia jongkok di atas batang kejantananku menghadap ke arahku (aku dalam posisi tidur) lalu ia membuka lebar pahanya. Perlahan-lahan ia memasukan sendiri batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Batang kejantananku kembali mengalami kesulitan walaupun tak sesulit tadi. Kemaluan Christina kembali menjadi rapat walaupun masih basah. Akhirnya seluruh batang kejantananku dapat berada dalam kemaluannya. Christina mengerang kesakitan sekaligus mendesah. 

Kubiarkan dia membiasakan diri dengan batang kejantananku. Perlahan-lahan kugoyangkan pantatnya. Namun setelah itu Christina melakukannya sendiri untuk menyesuaikan dengan dirinya sendiri. Pertama-tama memang laju batang kejantananku agak lambat. Namun Christina mampu menemukan tempo yang diinginkannya. Hingga tak lama kemudian, badan Christina meregang dan batang kejantananku merasakan keluarnya cairan panas dari liang kenikmatannya. Cukup lama regangannya kali ini. Mungkin sekitar 1 menit. 

Dia terus meneruskan permainannya. Sementara itu, Fani kembali dari kamar mandi dan berjongkok di atas tubuhku sambil membuka pahanya. Langsung saja kusantap clistorisnya. Cukup lama aku berada dalam posisi seperti itu. Hampir 45 menit. Berulangkali Fani dan Christina mengalami orgasme. Christina lebih mudah mencapai klimaks daripada Fani. Christina sudah klimaks 5 kali, sedangkan Fani baru 3 kali. 

Lalu kami berubah posisi, aku dan Christina melakukan doggy style sedangkan Fani di depan Christina. Aku menggerakan batang kejantananku dengan perlahan namun batang kejantananku masuk seluruhnya. Tempo permainan kupercepat. Sampai akhirnya Christina meregang lagi. Tak sampai 5 menit kemudian, aku pun tak kuat lagi. Kucabut batang kejantananku dari kemaluannya dan kukocok di depan mulut mereka berdua. Kusemburkan cairan spermaku ke wajah mereka, dan mereka melahapnya dengan bernafsu. 

Aku sungguh merasa lelah. Batang kejantananku terasa ngilu. Namun permainan belum selesai seluruhnya. Fani mulai melakukan blow job pada batang kejantananku. Aku sudah melarangnya namun nafsu Fani masih menggebu. Aku sendiri heran mengapa mereka bisa sekuat itu. Blow job Fani kali ini benar-benar nikmat. Aku pun tak kuasa menahan laju spermaku di mulut Fani. Christina yang melihat hal itu ikut-ikutan mengulum batang kejantananku. Akhirnya terpaksa aku memberikan kesempatan terakhir pada Christina. Mulutnya bergerak naik turun menyusuri batang kejantananku. Dengan lembut dihisapnya batang kejantananku. Kurasakan spermaku kembali mengumpul. Kupegang kepala Christina dan membenamkannya ke batang kejantananku. 

Akhirnya kuakhiri permainan marathon ini dengan semprotan spermaku di mulut Christina. Aku sungguh sangat puas. Sudah beberapa jam kami bermain. Inilah permainan terlamaku sekaligus ternikmatku. Aku langsung tertidur di situ. Ketika aku bangun, aku mendapatkan Fani di sebelah kiriku dan Christina di sebelah kananku dalam keadaan telanjang. Setelah itu hubungan kami semakin dekat satu sama lain, dan kami pun sering mengulang permainan yang menggairahkan iru bersama mereka. 

TAMAT

Like This..?? Share This Article...........

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

 
Copyright © 2011. Forzant Blog . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template modify by Creating Website. Inspired from Maskolis