Internet memang mempermudah kehidupan manusia. Namun, sisi buruknya terlihat saat sebuah laporan mengungkap betapa mudahnya membeli senjata api.
Penyelidikan dengan penyamaran yang dilakukan di New York City, mengungkap sebuah pasar besar untuk penjualan senjata ilegal dan tumbuh dengan pesat via internet. Operasi yang disebut perintis ini menyebut nama situs ternama sebagai perantara: Craigslist.
Dalam laporan bertajuk ‘Point, Click, Fire: An Investigation of Illegal Online Gun Sales’ itu, penyelidik menyatakan para penjual di Craigslist menghabiskan 82% waktu mereka untuk menjual senjata kepada pembeli tanpa memeriksa latar belakang mereka.
Seharusnya, tak ada yang menjual senjata di situs itu. Apalagi pihak Craigslist secara resmi telah membuat sebuah kebijakan yang melarang penjualan senjata api. Namun faktanya, ribuan senjata, menurut laporan itu, terdaftar untuk dijual.
Sebaliknya, penyelidik tak menemukan satupun senjata api diperdagangkan di situs lelang eBay yang telah melarangnya sejak 1999. Situs inipun dikatakan berusaha keras melaksanakan kebijakan itu dengan mengawasi tingkah setiap penjual.
eBay tak segan-segan melakukan pemblokiran atau pembatasan pada akun yang melanggar laporan tersebut. Laporan ini disampaikan oleh Walikota New York City Michael Bloomberg yang memprakarsai gerakan Mayors Against Illegal Guns.
Berdasarkan data Kementerian Hukum AS, sebanyak empat ribu situs menjual senjata api. Hal ini dipermudah oleh sifat internet yang menawarkan kerahasiaan atau anonim kepada para penggunanya.
“Pembeli kriminal yang tadinya harus berhadapan langsung dengan penjualnya, kini bisa mengakses ratusan ribu sumber penjual tak bermoral. Negosiasi bisa dilakukan diam-diam via telepon atau hanya sekadar e-mail,” demikian laporan itu.
Dealer senjata yang memiliki izin resmi diwajibkan memeriksa latar belakang calon pembelinya, baik secara langsung maupun online. Namun penjual-penjual di situs tersebut di atas tak repot-repot melakukan pemeriksaan ini.
Di Amerika Serikat (AS), penjualan senjata semacam ini mencakup 40% dari total. Aparat Amerika amat mengkhawatirkan pasar gelap senjata api ini. Mengingat aktivitas itu tak jarang berujung pada insiden maut.
Seperti peristiwa penembakan di Virginia Tech pada 2007 yang menewaskan 33 orang, termasuk satu WNI dan si penembak sendiri. Juga penembakan massal di Northern Illinois University pada 2008, dengan lima korban tewas.
“Penjualan senjata ilegal juga dikaitkan dengan sejumlah kasus penembakan polisi, lalu lintas perdagangan dan penjualan senjata pada anak di bawah umur,” lanjutnya.
Laporan ini dilakukan oleh 15 agen menyamar yang ditugaskan surfing dunia maya selama 18 hari. Mereka merekam kegiatan penjualan senjata via jalur online, dalam bentuk audio dan video.
Hasilnya, terdapat 125 penjual di 14 negara bagian yang beriklan di 10 situs berbeda. Di situs-situs tersebut, sebanyak 25 ribu senjata telah terjual. Sebanyak 77 dari 125 penjual online yang dihubungi setuju menjual senjata tanpa memeriksa pembelinya.
Selain Craigslist, situs-situs lainnya yang menjual senjata tanpa bertanya-tanya adalah Armslist, Gunlistings dan Glocktalk. Pelanggar terbanyak di Negara Bagian Tennessee, Kentucky, Louisiana, South Carolina dan Virginia.
Penyusun laporan merekomendasikan DPR AS segera meloloskan RUU Senjata yang akan menghentikan aktivitas perdagangan ilegal di internet. Penjual nantinya diwajibkan memeriksa calon pembelinya, hal yang diupayakan bertahun-tahun oleh National Rifle Association
0 komentar:
Posting Komentar