Pada masa lalu di dalam perperangan hewan termasuk salah satu alat sebagai senjata bilogis, yang dikarenakan hewan memiliki kemampuan khusus yang jarang di miliki manusia. oleh sebab itu hewan identik dijadikan sebagai perlengkapan perang di masa lalu.
Mereka digunakan sebagai hewan bekerja untuk membantu dalam aplikasi pertempuran terkait atau weaponized. Hewan peliharaan seperti anjing, babi, lembu, unta dan kuda yang digunakan untuk fungsi-fungsi seperti transportasi dan deteksi bom. Gajah, merpati dan tikus juga digunakan selama masa perang, dan lumba-lumba dan singa laut sedang digunakan aktif.
Berikut adalah hewan - hewan yang di gunakan dalam peperangan :
Kuda
Kuda adalah jenis hewan mamalia yang mempunyai insting dan kecepatan dalam berlari. Kuda juga hewan yang paling banyak digunakan yang tercatat sepanjang sejarah perang. Manusia telah mulai menjinakkan kuda setidaknya sejak 5.500 tahun lalu. Para kesatria di atas kuda bisa merusak formasi pasukan musuh. Stabilitas di atas pelana membuat prajurit dapat berperang dengan menembakkan panah dari atas kuda.
Dengan munculnya senjata berkisar modern dan kendaraan bermotor, kuda digunakan untuk tujuan militer mengalami penurunan. Namun, kuda masih digunakan secara luas oleh berbagai tentara saat ini untuk transportasi di daerah yang sulit dijangkau.
Gajah
Gajah tidak dianggap dibudidayakan, mereka dapat dilatih untuk melayani sebagai tunggangan, atau untuk memindahkan beban berat. Himne Sansekerta menggunakan gajah untuk tujuan militer sejak 1.100 SM. Sekelompok gajah itu digunakan oleh Hannibal selama Perang Punic Kedua. Mereka dipekerjakan sebagai baru-baru ini pada Perang Dunia II oleh Jepang dan Sekutu. Gajah dapat melakukan pekerjaan di lokasi di mana mesin kendaraan tidak bisa ditembus. Thailand merupakan salah satu negara yang menggunakan gayah untuk perperangan, dan menjadi simbol suci mereka.
Unta
Unta biasanya terlihat digunakan sebagai tunggangan di daerah kering (kavaleri Camel). Mereka lebih mampu melintasi gurun pasir dari pada kuda, dan membutuhkan air jauh lebih sedikit. Unta telah lama digunakan manusia dalam perperangan, yaitu pada zaman nabi sampai perang dunia. Unta digunakan oleh Angkatan Darat India dalam keamanan Perbatasan untuk berpatroli di daerah gurun Rajasthan.
Keledai
keledai (bagal) digunakan oleh Angkatan Darat AS selama Perang Dunia II untuk membawa perlengkapan dan peralatan di medan sulit. Keledai bisa membawa beban berat dimana Jeep dan bahkan kuda tidak bisa melewati medan. keledai digunakan di Afrika Utara, Burma, dan di Italia. Mereka juga digunakan untuk mengangkut pasokan di daerah pegunungan.
Sapi
Sapi telah digunakan secara luas di perang sebagai binatang pembawa beban, terutama untuk transportasi artileri berat atau pengepungan melalui medan berat.
Merpati
Merpati telah digunakan sejak abad pertengahan sebagai pembawa pesan. Mereka masih bekerja untuk tujuan yang sama selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Dalam Perang Dunia II, percobaan juga dilakukan dalam penggunaan merpati untuk membimbing rudal, yang dikenal sebagai Proyek Pigeon. Merpati ditempatkan di dalam sehingga mereka bisa melihat keluar melalui jendela. Mereka dilatih untuk mematuk kontrol ke kiri atau kanan, tergantung pada lokasi dari bentuk sasaran
Anjing
Anjing digunakan oleh orang Yunani kuno untuk tujuan perang, dan mereka digunakan jauh lebih awal dalam sejarah. Selama penaklukan atas Amerika Latin, conquistador Spanyol menggunakan anjing untuk membunuh prajurit Mastiffs di Karibia, Meksiko dan Peru. Mastiffs, serta Denmark, digunakan di Inggris selama Abad Pertengahan, di mana ukuran anjing besar digunakan untuk menakut-nakuti kuda dan untuk membuang pengendara mereka atau untuk menerkam ksatria di atas kuda,
Lumba-Lumba
Hewan ini memiliki sonar biologis untuk mencari ranjau berdasarkan konsep gema. Pada masa Perang Teluk dan Perang Irak, lumba-lumba milik angkatan laut membantu membersihkan pelabuhan Umm Qasr dari ranjau.
Lebah
Sengat lebah bisa jadi senjata mematikan. Di zaman dulu, tentara Roma dan Yunani menggunakan lebah untuk menghalangi musuh. Penggunaan lebah berlanjut saat abad pertengahan, Perang Dunia I, dan Perang Vietnam. Ilmuwan Amerika Serikat juga menemukan kegunaan lebah untuk tujuan damai, yakni mendeteksi ranjau darat.
Singa laut
Mamalia ini mampu melihat dalam kondisi cahaya minimal serta bisa mendengar di bawah permukaan air. Singa laut juga bisa berenang dengan kecepatan hingga 40 km/jam dan menyelam hingga kedalaman 300 meter. Dengan kemampuan ini, angkatan laut AS melatih singa laut untuk menandai ranjau.
0 komentar:
Posting Komentar